Kebun Bunga

menyediakan bunga, pohon, dan bibit tanaman buah

Jumat, 12 Oktober 2012

identifikasi ragam tanaman tembakau


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tembakau merupakan salah satu jenis tanaman perkembunan yang tergolong tanaman musiman. Tanaman tembakau sendiri banyak dibudidayakan pada musim-musim kemarau, hal ini karena tanaman ini dapat tumbuh dengan baik jika kelembapan mikro di daerah tersebut tidak terlalu tinggi. Selain itu, tanaman tembakau juga menginginkan kondisi lahan yang remah untuk pertumbuhannya sehingga penanaman komoditas ini dilakukan pada musim kemarau. Alasan lain mengapa tanaman ini ditanam pada musim kemarau yakni agar pada saat proses pengeringan dapat lebih sempurna. Pada proses pengeringan tembakau harus dalam kondisi yang sempurna (rata, baik dalam segi warna dan aroma) hal tersebut dilakukan karena pengeringan ini berpengaruh terhadap kualitas produk tembakau yang dihasilkan.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tembakau terbaik dan pengekspor yang cukup besar. Hal ini didukung oleh kondisi geografis indonesia yang termasuk negara tropis dengan penyinaran yang cukup banyak serta kondisi lahan yang sangat subur sehingga tembakau yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik.  Tembakau sendiri termasuk kedalam famili solanaceae dengan genus nicotiana, pada belahan bumi ini terdapat sekitar 63 spesies nicotiana (tembakau). Pada umumnya penamaan tembakau yang berkualitas dan sudah dikenal luas diberi nama berdasarkan nama daerahnya misal tembakau virginia, tembakau deli, tembakau besuki dan lain sebagainya. Berdasarkan pegamatan yang dilakukan negara eropa merupakan negara yang paling banyak mengimpor tembakau. Hal ini karena selain menjadi gaya hidup tembakau juga digunakan untuk penghangat bedan bersama rempah-rempah. Oleh karena itu, negara-negara di eropa banyak mengkonsumsi/menggunakan tembakau.
Pada umumnya tembakau ini diolah menjadi rokok cigaret ataupun cerutu. Pada kedua jenis olahan ini memiliki karakteristik yang berbeda terhadap jenis tembakau yang digunakan. Biasanya untuk tembakau cigaret atau rajang digunakan jenis tembakau yang berdaun panjang dan untuk perawatannya sendiri pun tidak terlalu sulit serta proses sortasi yang tidak terlalu ketat. Sedangkan untuk tembakau cerutu dibutuhkan tembakau dengan karakteristik berdaun lebar, daun cukup tebal dan tingkat kecacatan pada daun sangat tendah atau nyaris tidak ada. Ditambah lagi untuk saat ini ditambahkan standart kandungan nikotin dalam tembakau yang tidak boleh terlalu tinggi. Oleh karena itu, secara otomatis pembudidayaan tembakau jenis ini cukup rumit dan memakan biaya besar budidaya yang diterapkan misalnya TBN (Tembakau Bawah Naungan) dan tembakau Naogs. Banyaknya permintaan tembakau di dunia menyebabkan tembakau dimasukkan kedalam salah satu tanaman perkebunan.
Diindonesia jawa timur merupakan salah satu penghasil tembakau dengan kualitas terbaik dan kuantitas yang besar salah satunya yakni jember. Pada daerah jember (besuki) tembakau yang dihasilkan baik karena selain jenis tembakau yang baik juga karena rata-rata pembudidayaan tembakau didaerah ini telah tergolong maju. Berdasarkan waktu tanamnya, tembakau bahan cerutu besuki dikelompokkan sebagai tembakau Na-Ogst, yaitu tembakau yang dipanen musim hujan. Sejak tahun 1885, penanamannya dilakukan pada bulan Agustus di daerah Jember Utara, yang mempunyai topografi lereng, sehingga pertanaman tembakau tidak terkena gangguan genangan air pada saat hujan. Namun demikian, oleh karena produktivitas tanaman tembakau selalu menurun dari tahun ke tahun, maka areal pertanaman pindah ke daerah Jember Selatan. Daerah ini mempunyai topografi lebih datar dengan curah hujan yang lebih tinggi daripada daerah Jember Utara, serta lahannya mengandung liat yang tinggi dan permeabilitas yang rendah. Dengan kondisi yang demikian, peluang resiko kegagalan tanam adalah semakin tinggi, antara lain akibat lahan yang sering tergenang.

1.2  Tujuan
Mengenalkan kepada mahasiswa tentang beberapa jenis tembakau yang banyak dikembangkan diwilayah pertembakauan besuki.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Berbagai jenis tembakau dengan berbagai kegunaannya diusahakan di Indonesia, baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan, secara garis besar berdasarkan iklim tembakau yang di produksi di Indonesia dapat dibagi antara  lain: a) Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; b) Tembakau musim penghujan/Na- Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo, disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah (Anonim, 1993).
Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah cukup umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan. Untuk golongan tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik adalah pada tingkat tepat masak atau hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan. Di beberapa negara, pematangan daun dapat dipercepat dengan menyemprotkan etilen dalam bentuk 2-chloroethyl phosphoric acid. Pemanenan dapat dilakukan dengan menebang batang tanaman beserta daun-daunnya tepat pada pangkal batangnya atau hanya memetik daunnya saja tanpa menebang batangnya. Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas (Mukani, 2008).
Penyebaran tembakau ke berbagai daerah diikuti dengan proses adaptasi. Adanya seleksi alam dan seleksi oleh manusia menyebabkan tembakau di setiap daerah tersebut menampilkan ciri tertentu. Walaupun semula berasal dari luar Indonesia, akhirnya tembakau tembakau tersebut dinamakan sebagai tembakau “asli”. Kemungkinan pemberian nama tersebut untuk memudahkan membedakan dengan tembakau Virginia f.c, Burley, Orient, dan lain-lain yang menyusul dimasukkan ke Indonesia. Karena tembakau “asli” tersebut kebanyakan diusahakan oleh petani, maka sering disebut juga sebagai “tembakau rakyat”. Cara prosesingnya juga berbeda dengan di negara asalnya. Di Indonesia tembakau rakyat untuk prosesingnya dirajang pada saat daun segar, kemudian di jemur (Herwati, 2011).
Mutu tembakau oriental merupakan faktor yang sangat penting. Penentuan mutu lebih sulit disbanding penentuan potensi hasil karena harus mempertimbangkan taste, aroma, kandungan karbohidrat tinggi, sedangkan kandungan nikotin rendah. Mutu tembakau oriental berkorelasi positif dengan kecepatan masak (precosity) dan ketahanan terhadap kekeringan, tetapi berkorelasi negative dengan produktivitas dan ketahanan terhadap penyakit. Lebih lanjut menyatakan bahwa peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan memilih varietas yang berdaun banyak, tetapi mempunyai tipikal aroma yang sesuai, internodia pendek, dan posisidaunnya tegak. tembakau oriental yang sangat aromatis dicirikan dari ukuran daunnya kecil, panjangnya 8 – 25 cm dengan lebar daun sekitar sepertiga panjangnya. Pemberian pupuk nitrogen dan air yang lebih banyak dapat memperbesar ukuran daun sehingga produktivitas meningkat, tetapi mutunya turun (Suwarso, 2010).
Rata-rata luas areal tembakau dari tahun 2001–2006 sekitar 200 ribu hektar. Dari luas tersebut, sebagian besar (48%) berada di Provinsi Jawa Timur, kemudian sekitar 24% berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan sisanya tersebar di provinsi lainnya. Bila dilihat dari perkembangan luas areal dari tahun 2001 sampai 2006 diketahuibahwa terdapat kecenderungan penurunan luasareal. Penurunan areal tersebut disebabkan oleh berkurangnya permintaan tembakau oleh pabrik rokok dan eksportir tembakau. Perkembangan areal, produksi, dan kegunaan jenis-jenis tembakau di Indonesia (Hasanudin, 2009).
Pada umumnya petani di Indonesia mempunyai lahan yang sempit dengan rata-rata pengu-asaan lahan < 0,5 ha, sehingga pengusahaan lahan cenderung intensif dan kurang memelihara sumber daya alam dan konservasi lahan. Akibatnya kesuburan tanah cenderung menurun, terutama kandungan bahan organiknya; erosi pada lahan semakin meningkat dan penyediaan air berkurang. Penanaman tembakau yang terus-menerus juga meningkatkan gangguan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit ini seringkali menyebabkan kegagalan total. Serangan virus (TMV, CMV) dan penyakit tular tanah seperti lanas (Phytophthora nicotianae var. nicotianae) dan busuk batang berlubang (Erwinia carotovora) cenderung meningkat (Setiawan, 2008).
Pertumbuhan tanaman tembakau dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor internal (genetis) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktor eksternal terdiri dari iklim, edafik dan biologis, sedangkan faktor internal terdiri dari ketahanan terhadap faktor eksternal, laju fotosintesis, respirasi, pembagian hasil asimilasi, aktifitas enzim, diferensiasi dan tipe meristem. Pertumbuhan dapat berlangsung bila disertai penyerapan air dan N, sedangkan deferensiasi sel dapat berlangsung apabila terpenuhinya ketersediaan hasil fotosintesis dan temperatur yang tepat(Jumin, 1998).
Usaha tani tembakau, kebanyakan petani belum profesional karena belum melaksanakan secara sepenuhnya mempertimbangkan pasar, modal, dan teknologi. Mereka belum sepenuhnya menguasai teknologi budi daya tembakau dengan analisa usaha taninya, sehingga motivasi menanam tembakau lebih cenderung kepada “untung-untungan”. Kondisi ini menyebabkan peminat yang berasal dari generasi muda untuk mengusahakan tembakau terlihat mempunyai tingkat kesulitan dan risiko tinggi, sehingga minat generasi muda yang melakukan agribisnis tembakau makin lama makin berkurang (Dyiah, 2008).


BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Usaha Budidaya Komoditas Perkebunan Unggulan dengan judul Pengenalan Tanaman Tembakau (Identifikasi Ragam Tanaman Tembakau) dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25 September 2012  bertempat di jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Kendaraan Bermotor

3.2.2 Bahan
1. Beberapa jenis tanaman tembakau
3.3 Cara Kerja
1.        Mengunjungi beberapa areal tanaman tembakau yang pengelolaan dan pertumbuhan tanamannya baik.
2.        Memilih beberapa contoh tanaman dan mengamati secara teliti ciri-ciri yang ada dari tiap jenis tembakau.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No
Gambar
Keterangan
1
Tanaman yang terserang tobacco mosaic virus batang berwarna coklat, tanaman rebah (mati) pada bagian dalam batang terdapat rongga-rongga
2
2012-09-25 15.30.47.jpg
Tanaman mengalami penyakit krupuk, cirri-ciri daun tidak berkembang, keriput seperti krupuk
3
2012-09-25 15.54.53.jpg
Proses pengeringan di dalam gudang pengeringan, hingga didapatkan tembakau yang kering dan elastis

4.2 Pembahasan
            Tembakau merupakan tanaman yang menghasilkan daun sebagai hasil utama produksinya. Tanaman ini sangat baik hidup di daerah tropis dengan penyinaran matahari yang cukup lama serta menginginkan kondisi tanah yang remah untuk pertumbuhannya. Tanaman tembakau (Nicotianae tabacum L) termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae. Spesies-spesies yang mempunyai nilai ekonomis adalah Nicotianae Tabocum L dan Nicotianae Rustica dengan rincian sebagai berikut:
1) Nicotiana rustica L mengandung kadar nikotin yang tinggi (max n = 16 %) biasanya digunakan untuk membuat abstrak alkoloid (sebagai bahan baku obat dan isektisida), jenis ini banyak berkembang di Rusia dan India.
2) Nicotiana tabacum L mengandung kadar nikotin yang rendah (min n = 0,6 %) jenis ini umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan rokok.
Berbagai jenis tembakau dengan berbagai kegunaannya diusahakan di Indonesia, baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan, secara garis besar berdasarkan iklim tembakau yang di produksi di Indonesia dapat dibagi antara lain: a) Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; b) Tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo, disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah. Oleh karena itu menjadi sangat penting sekali dilakukan identifikasi pada tanman tembakau. Selain utntuk mengetahui seberapa besar nilai ekonomi dari hasil identifikasi diatas, dengan identifikasi kita juga dapat mengetahui bagaimana karakteristik lokasi yang sesuai, bagaimana metode pembudidayaan pada spesifik lokasi yang berbeda serta kita dapat mengetahui bagaimana teknik perawatan tembakau yang benar dan baik.
            Identifikasi yang dilakukan pada tembakau dilaksanakan secara menyeluruh mulai pada akar tanaman hingga morfologi bunga tanaman. Berdasarkan hasil pengamatan identifikasi yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan karakteristik pada setiap jenis tembakau. Hasil identifikasi yang telah dilakukan yakni:
Morfologi akar
            Berdasarkan pengamatan kedalaman perakaran tanaman tembakau dapat mencapai 50-60 cm di dalam tanah. Kedalaman perkaran ini dipengaruhi oleh bibit yang digunakan petani, umumnya petani menggunakan bibit cabutan sehingga kedalaman akar hanya berkisar antara 50-60 cm sedangkan pada benih alami dapat mencapai 50-75 cm. selain itu kedalaman perakaran juga dipengaruhi oleh keremahan tanah.
Morfologi batang
            Tinggi batang tembakau bergantung pada jenis tembakau yang dibudidayakan. Padaumumnya tembakau cigaret lebih pendek dibanding tembakau cerutu. Pada setiap helaian daun akan muncul tunas-tunas baru (sulng), keberadaan sulang ini harus dikurangi hal ini karena dapat mengganggu perkembangan tanaman tembakau itu sendiri utamanya dalampersaingan makanan.
Morfologi daun
Rata-rata tembakau yang tidak dipangkas dapat menghasilkan 24-32 daun, namun daun efektif yang sering diambil yakni antara 13-15 daun tergantung keinginan. Daun yang diharapkan untuk tembakau sendiri yakni memiliki daun lebar, tebal dan elastic utamanya untuk tembakau cerutu. Pada daun tembakau tangkai daun ada yang bersayap ada yang tidak bersayap bergantung dari jenisnya.
 Morfologi bunga dan buah
            Ciri utama dari bunga tembakau yakni memiliki kelopak dengan warna hijau dan mahkota yang berwarna merah muda yang tediri dari 5 daun mahkota. Panjang bunga tanaman tembakau antara5-7 cm. terdapat 5 benang sari yang empat panjang dan yang 1 pendek dan merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri. Buah tembakau berwarna coklat jika sudah tua dan menghasilkan biji sekitar 2000 biji/buahnya.
            Indonesi merupakan Negara agraris yang sangat subur oleh karena itu banyak sekali jenis-jenis tembakau yang dibudidayakan di Indonesia yang umumnya penamaannya berdasarkan nama daerah dan beberapa jenis tembakau perkebunan. Jenis-jenis tersebut antara lain:
Tembakau Na-ogs, tembakau ini merupakan tebakau cerutu yag banyak dibudidayakan oleh perkebunan. Cirri tembakau ini berdaun lebar dan tebal, umumnya hanya perkebunan da petani bermodal yang membudidayakan karena biaya perwatan cukup tinggi.
Tembakau besuki, merupakan tembakau khas yang dihasilkan di daerah besuki. Tembakau ini memiliki kualitas yang baik karena kesesuaian tanaman dengan karakteristik tanah dan lokasi sehingga manghasilkan kualitas yang baik.
Tembakau Madura, sama halnya dengan T. besuki yang memiliki kasesuaian denga spesifik lokasinya. Selain itu juga ada tembakau deli dan tembakau temanggung.
Tembakau kasturi, merupakan jenis tembakau yang memiliki karakteristik hamper sama dengan tembakau nao-ogs namun pada tembakau ini banyak dimanfaatkan sebagai tembakau Rajang.
            Setiapjenis tembakau memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing antara lain:
Tembakau Na-oogs kelebihan tembakau ini memiliki nilai jual yang tinggi, produksifitas tinggi jika pengolahan optimum. Kekrurangan yang utama adalah biaya budidaya yang mahal dan memerlukan teknologi yang cukup tinggi.
Tembakau besuki, deli, Madura dan temanggung kelebihan tanaman ini dapat berkembang dengan baik pada spesifik lokasi yang sesuai dengan daerahnya. Sedangkan kekurangannya perluasan perkembangannya sempit.
Tembakau kasturi, kelebihannya yakni mudah dibudidaya, biaya sedang dan banyak dibutukhan dimasyarakat. Sedangkan kekurangannya harga yang relative rendah jika disbanding Na-oogs.
Tembakau perkebunan/ tembakau bawah naungan (TBN) merupakan tembakau dengan nilai jual tinggi namun pembiayaan yang sangat tinggi serta teknik bdidaya dan perawatan yang tergolong sulit.


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan yang dilakukan dapat diambil beberapa  kesimpulan antara lain:
1.      Identifikasi tanaman tembakau sangat penting dilakukan untuk mengetahui karakteristik spesifik lokasi serta bagaimana metode dan teknik pembudidayaan yang baik pada setiap jenis tembakau.
2.      Diketahui bahwa pada setiapjenis tembakau menunjukkan hasil identifikasi yang berbeda-beda karena setiap jenis memiliki karakteristik spesifik lokasi maupun morfologinya.
3.      Kekurangan dan kelebihan tembakau pada umumnya ditinjau dari nilai jual, tingkat kesulitan pembudidayaan serta karakteristik spesifiklokasinya.

5.2 Saran
           Perlunya dilakukan penjelasan yang lebih mendalam sebelum terjun ke lapang sehingga diharapkan praktikan mampu menerima dengan mudah materi-materi yang disampaikan dilapang.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1993. Pembudidayaan, Pengolahan dan Pemasaran Tembakau. Penerbit Swadaya, Jakarta

Diah, Mardani. 2008. Pengaruh Pupuk Kompos Serta Za Terhadap ] Pertumbuhan Tembakau Rakyat (Nicotiana Tabacum). Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta

Hassanudin, agus. 2009. Status Pertembakauan Nasional. Direktorat Budi Daya Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan

Herwati,Anik dan Sri Yulaikah.2011. Keragaan Sumberdaya Genetik Tembakau  Lokal Lumajang .Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.

Jumin, H. B., 1998. Dasar-dasar Agronomi. Rajawali Pers. Jakarta

Mukani. 2008. Identifikasi Faktor Penyebab Lambannya Alih Teknologi Pada Usahatani Tembakau Virginia di Kabupaten Bojonegoro. Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute Volume 5 Nomor 2,

Setiawan, Abdus. 2008. Permasalahan Agribisnis Tembakau Di Tingkat Petani. Jurnal Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI)

Suwarso, Dkk. 2010. Uji Produktivitas Dan Mutu Tiga Varietas Tembakau Oriental Di Indonesia. Jurnal Littri 16(3), September 2010. Hlm. 112 – 118 ISSN 0853 – 8212

Tidak ada komentar:

Posting Komentar