Kebun Bunga

menyediakan bunga, pohon, dan bibit tanaman buah

Minggu, 03 Maret 2013

Perbedaan System Pertanian Tradisional, Konvensional Dan Berkelanjutan



Deskripsi System Pertanian Tradisional, Konvensional Dan Berkelanjutan
ü  System Pertanian Tradisional
System pertanian ini merupakan sistem yang dimulai sejak manusia memilih mulai menetap dan berladang pada sau lokasi saja. Pada System ini teknologi pertaniannya tergolong sangat rendah karena hanya menggunakan peralatan pertanian yang masih sederhana dan beluberkembag. Selain itu, pertanian tradisional ini masih sangat bersahabat dengan alam, arif dan mendukung ekosistem, hal ini karena petani masih membiarkan berbagai macam hewan tetap hidup sehingga ketersediaan rantai makanan untuk flora dan fauna yang hidup didalamnya terjaga. Maka dengan demikian pengendaian OPT nya masih tergolong arif.
ü  System Pertanian Konvensional
System pertanian konvensional ini memiliki tujuan untu meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada system ini telah maju dan berkembang. Namun, dampak positif yang dihasilkan berupa peningkatan produksi tidak bertahan lama. Hal ini karena terjadi penurunan kualitas tanah da penumpukan residu dalam tanah yang dapat meracuni tanaman sehingga system ini dianggap tidak arif lagi. Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
ü  System Pertanian Berkelanjutan
Sistem pertanian ini merupakan perpaduan antara system pertanian tradisional dan konvensional. Pada umumnya didevinisikan sebagai suatu system pertanian yag berdasarkan atas kseimbangan ekologi serta dapat diterima secara sosial, budaya dan ekonomi. Pada system ini dilakukan regenerasi terhadap kualitas tanah dengan pemanfaatan Bahan Organik sehingga pada system ini tidak terpaku pada pupuk dan pestisida kimia saja.
Pada sistem pertanian berkelanjutan terdapat Beberapa kegiatan yang dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan antara lain:
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
            Pada konsep ini cenderung kearah pertanian organik, hal ini dilakukan karena menurunnya kualitas tanah akibat pemberian pupuk kimia yang berlebihan sehingga bahan organik selain untuk menyuplai hara juga untuk memperbaiki struktur tanah yang dilakukan dengan cara : pengomposan, penggunaan pupuk hijau dan lainnya.
Pengendalian Hama Terpadu
            PHT  dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi tingkat residu dalam tanah dan produk pertanian yang dihasilkan sehingga dengan cara ini kestabilan ekologi dan kesehatan produk terjaga.
Sistem Rotasi
            Sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan dan memotong siklus hidup hama serta untuk mempertahankan kualitas tanah. Dengan adanya rotasi tanaman maka peledakan hama spesifik tidak akan terjadi karena ketersediaan makanan terbatas selain itu serapan nutrisi pada tanah dapat terkontrol.
Konservasi Lahan
            Artinya dilakukan penjagaan terhadap kondisi tanah melalui pembuatan alur irigasi, pembuatan tanggul penahan erosi dan penanaman tanaman semak untuk menstabilkan tanah (Sudirja,_ ).
Agroforestri (wana tani)
            suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sehingga dengan sistem ini efisiensi penggunaan pupuk lebih baik, pemgemdalian mudah dilakukan dan menguntungkan secara ekonomi.
Diversifikasi Lahan dan Tanaman
            Artinya dilakukan pengolahan secara menyeluruh terhadap tanah  aupun jenis tanaman yang ditanam sehingga memiliki dampak positf terhadap konservasi ekologi dan ekonomi. Misal Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga (insect), Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun.
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
            Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan.
Tanaman pelindung
menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
Pemasaran
            Dengan sistem pertaniaan berkelanjutan produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan lebih sehat sehingga target paarnya semakin meningkat.





Sumber:
Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha.Jurnal Litbang Pertanian, 26 (4), 2007
Yulipriyanto, H. 1997. Penerapan Sistem Pertanian Terpadu Dalam Rangka Pelestarian Produksi Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Cakrawala pendidikan No. 1. XVI. Februari 1997

Perbedaan System Pertanian Tradisional, Konvensional Dan Berkelanjutan



Deskripsi System Pertanian Tradisional, Konvensional Dan Berkelanjutan
ü  System Pertanian Tradisional
System pertanian ini merupakan sistem yang dimulai sejak manusia memilih mulai menetap dan berladang pada sau lokasi saja. Pada System ini teknologi pertaniannya tergolong sangat rendah karena hanya menggunakan peralatan pertanian yang masih sederhana dan beluberkembag. Selain itu, pertanian tradisional ini masih sangat bersahabat dengan alam, arif dan mendukung ekosistem, hal ini karena petani masih membiarkan berbagai macam hewan tetap hidup sehingga ketersediaan rantai makanan untuk flora dan fauna yang hidup didalamnya terjaga. Maka dengan demikian pengendaian OPT nya masih tergolong arif.
ü  System Pertanian Konvensional
System pertanian konvensional ini memiliki tujuan untu meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada system ini telah maju dan berkembang. Namun, dampak positif yang dihasilkan berupa peningkatan produksi tidak bertahan lama. Hal ini karena terjadi penurunan kualitas tanah da penumpukan residu dalam tanah yang dapat meracuni tanaman sehingga system ini dianggap tidak arif lagi. Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
ü  System Pertanian Berkelanjutan
Sistem pertanian ini merupakan perpaduan antara system pertanian tradisional dan konvensional. Pada umumnya didevinisikan sebagai suatu system pertanian yag berdasarkan atas kseimbangan ekologi serta dapat diterima secara sosial, budaya dan ekonomi. Pada system ini dilakukan regenerasi terhadap kualitas tanah dengan pemanfaatan Bahan Organik sehingga pada system ini tidak terpaku pada pupuk dan pestisida kimia saja.
Pada sistem pertanian berkelanjutan terdapat Beberapa kegiatan yang dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan antara lain:
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
            Pada konsep ini cenderung kearah pertanian organik, hal ini dilakukan karena menurunnya kualitas tanah akibat pemberian pupuk kimia yang berlebihan sehingga bahan organik selain untuk menyuplai hara juga untuk memperbaiki struktur tanah yang dilakukan dengan cara : pengomposan, penggunaan pupuk hijau dan lainnya.
Pengendalian Hama Terpadu
            PHT  dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi tingkat residu dalam tanah dan produk pertanian yang dihasilkan sehingga dengan cara ini kestabilan ekologi dan kesehatan produk terjaga.
Sistem Rotasi
            Sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan dan memotong siklus hidup hama serta untuk mempertahankan kualitas tanah. Dengan adanya rotasi tanaman maka peledakan hama spesifik tidak akan terjadi karena ketersediaan makanan terbatas selain itu serapan nutrisi pada tanah dapat terkontrol.
Konservasi Lahan
            Artinya dilakukan penjagaan terhadap kondisi tanah melalui pembuatan alur irigasi, pembuatan tanggul penahan erosi dan penanaman tanaman semak untuk menstabilkan tanah (Sudirja,_ ).
Agroforestri (wana tani)
            suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sehingga dengan sistem ini efisiensi penggunaan pupuk lebih baik, pemgemdalian mudah dilakukan dan menguntungkan secara ekonomi.
Diversifikasi Lahan dan Tanaman
            Artinya dilakukan pengolahan secara menyeluruh terhadap tanah  aupun jenis tanaman yang ditanam sehingga memiliki dampak positf terhadap konservasi ekologi dan ekonomi. Misal Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga (insect), Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun.
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
            Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan.
Tanaman pelindung
menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
Pemasaran
            Dengan sistem pertaniaan berkelanjutan produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan lebih sehat sehingga target paarnya semakin meningkat.





Sumber:
Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha.Jurnal Litbang Pertanian, 26 (4), 2007
Yulipriyanto, H. 1997. Penerapan Sistem Pertanian Terpadu Dalam Rangka Pelestarian Produksi Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Cakrawala pendidikan No. 1. XVI. Februari 1997

viabilitas dan vigor benih


1.      Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi simpan yang sub optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah. Sedangkan Viabilitas merupakan kemampuan benih tumbuh normal dalam kondisi  yang optimum. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimulkan bahwa perbedaan yang menonjol yakni kemampuan bertahan hidup benih pada lingkungn optimal dan/atau suboptimal.
2.           Benih merupakan salah satu factor yang penting dalam menentukan hasil produksi tanaman yang nantinya ditunjang bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya, iklim  menentukan tingkat hasil tanaman. Sarana produksi lain yang cukup bila yang digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yakni benih murni dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu penampilan benih secara prima  dilihat secara fisik seperti ukuran homogen, bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan  menarik.
Pada saat ini, sektor pertanian dituntuk untuk mencapai swasembada pangan, sehingga teknologi benih yang menyangkut peningkatan vigor benih perlu diperhatikan. Pada umumnya mutu benih yang baik itu ditandai dengan adanya vigor benih yang baik sehingga dengan demikian penyebar luasan pada masyarakat dapat dilaksanakan untuk mencapai swasembada pangan. Dalam penyediaan benih bermutu masalah yang sering dihadapi yakni penyimpanan benih. Benih tidak selalu langsung ditanam, sehingga mengalami penundaan tanam yang artinya mengalami penyimpanan. Benih akan mengalami penurunan mutu, baik viabilitas maupun vigor benih selama penyimpanan (deteriorasi), terutama penyimpanan pada kondisi suboptimum yang merupakan kondisi penyimpanan yang kurang baik. Oleh karena itu, pengujian viabilitas dan vigor benih perlu diterapkan secara intensif agar kualitas benih bermutu tetap terjaga dan pencapaian swasembada pangan dapat segera terlaksana. Selain itu, Petani telah menyadari pentingnya benih kultivar unggul dalam mencapai hasil tinggi. Masalah yang petani hadapi adalah harga benih yang sering di luar kemampuan mereka. Produksi benih memerlukan perlakuan yang lebih baik dan khusus agar diperoleh biji yang memiliki viabilitas dan vigor tinggi dan prima untuk digunakan sebagai benih.
3.      Benih yang belum masak memiliki vigor yang relative rendah karena pembentukan embryo dalam benih belum sempurna sehingga embryo sulit untuk berkembang saat pengecambahan. Selain itu, cadangan makanan dalam benih juga masih dalam jumlah yang relative sedikit, sedangkan untuk berkecambah benih membutuhkan banyak energy sehingga vigornya relative rendah. dengan cadangan makan yg rendah akan membuat benih tidak mampu berkecambah dengan normal. Sedangkan jika benih terlalu masak kandungan cadangan makanan dalam benih juga relative sedikit kerna adanya aktifitas metabolic dalam benih. Oleh karena itu, energy yg dibutuhkan embryo untuk berkembang kurang sehingga vigor benih relative rendah.