Kebun Bunga

menyediakan bunga, pohon, dan bibit tanaman buah

Rabu, 17 April 2013

pertumbuhan dan perkembangan


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar  Belakang
Pertumbuhan tanaman merupakan suatu proses penambahan ukuran tanaman yang dapat diukur berdasarkan skala ukur serta bersifat ireversibel atau tidak dapat kembali kebentuk semula. Selain itu, pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah atau volume berat kering yang terdeferensiasi secara spesifik selama proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan perkembangan merupakan peristiwa pendewasaan sel atau peningkatan fungsi sel, jaringan atau organ pada tanaman sehingga memiliki fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan tanamn ini dipengaruhi oleh banyak factor baik itu factor internal maupun eksternal dari luar tanaman. factor internal meliputi konsentrasi fitohormon yang tekandung dalam tanaman, aktifitas enzim dan lain sebagainya. Sedangkan factor eksternal yakni berupa input penambahan dari luar misalnya pupuk atau perlakuan lainnya.
Pertumbuhan tanaman ditan dai dengan adanya proses pembelahan sel sehingga tanaman akan terus berkembang menjadi tanaman yang lengkap atau tumbuh sempurna menyelesaikan siklus hidupnya. Pertambahan ukuran sel mempunyai batas yang diakibatkan oleh hubungan antara volume dan luas permukaan sel. Proses pembelahan sel menentukan dasar untuk arah. Salah satu sifat utama pada organisme adalah mampu mengubah bahan-bahan sederhana yang diambil dari lingkungannya menjadi senyawa-senyawa kompleks yang berguna bagi hidupnya. Bertambahnya bahan-bahan yang lebih berguna inilah yang pada hakekatnya disebut sebagai tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bukantah peristiwaperistiwa yang berjalan sendiri-sendiri, melainkan merupakan dua proses yang berlangsung saling menunjang dan sangat erat hubungannya. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanamn sangat bergantung pada factor nutrisi. Jika nutrisi tanaman terpenuhi maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan berjalan secara optimal dan jika tidak pertumbhan dan perkembangannya akan terhambat.
Air merupakan salah satu aspek terpenting dalam pertumbuhan tanaman terutama yang berhuungan dengan transport yg terjadi dlam metabolism tanaman. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan, tumbuhan memerlukan air, unsur hara, karbondioksida dan oksigen, serta cahaya. Selama masa tersebut, organ-organ vegetatif seperti daun, batang, dan cabang tumbuhan akan tumbuh dan berkembang sampai akhirnya terbentuk organ generatif. Organ generatif tumbuhan yang minimal adalah terdiri dari benang sari dan putik. Proses perkembangbiakan secara generatif dimulai dari terjadinya pertemuan butir-butir serbuk sari dengan putik. Di dalam putik, butiran serbuk sari membentuk tabung,kemudian menjadi bakal biji yang terletak dalam bakal buah. Kondisi ini menandai adanya calon generasi tumbuhan berikutnya. Secara umum pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini berlangsung untuk menyelesaikan siklus hidupnya hingga tanaman mencapai fase pembuahan dan menciptakan generasi baru dari biji atau tunasnya.

1.2  Tujuan
1.      Mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman
2.      Mengamati letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk tanaman.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yakni suhu lebih dan faktor lingkungan lainnya yang salah satunya air. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan cekaman suhu tinggi pada 22 genotipe tanaman bunga matahari menghasilkan perubahan yang signifikan pada karakter fisiologis tanaman secara in vivo. Sementara hasil penelitian VAZ et al menunjukkan cekaman suhu tinggi (32°C) menekan pertumbuhan bunga matahari secara in vitro. Oleh karena itu, control terhadap suhu dan kebutuhan air harus terpenuhi secara optimal untuk menunjang pertumbuhan (Ajijah, 2010).
Untuk mengetahui respon pertumbuhan dapat dilakukan penelitian menggunakan peak frekuensi audio 3000 Hz. 100 tanaman kentang yang ditanam rata-rata tinggi tanaman 51,15 cm dan rata-rata tiap tanaman dapat memproduksi 0,87 kg dibandingkan dengan tanaman kontrol yang hanya memiliki ketinggian 44,38 cm serta produksi kentang rata-rata 0,32 kg tiap tanaman, hal tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan tanaman. Tanaman perlakuan memiliki kelajuan pertumbuhan yang lebih lebih bagus, lebih kuat secara morfologi (Kadarisma, 2011).
Pada proses metabolism terjadi proses pembentukan sel-sel yang baru terbentuk dengan cepat akan meningkat ukurannya karena adanya asimilasi makanan ke dalam protoplasma. Pada fase perkembangan sel ditandai terbentuknya jaringan-jaringan baru seperti silem, floem, jaringan penguat, jaringan pembuat makanan, dan jaringan peyimpanan. Umumnya, sel dan jaringan yang sudah matang tidak akan membelah diri lagi, akan tetapi proses kehidupan yang terjadi hanya mempertahankan ciri spesifiknya serta fungsinya sepanjang masa hidup tumbuhan. Selian itu, juga akan terjadi peningkatan fungsi fisiologis organ yang lebih kompleks (Iswaningsih, 2011).
Untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal, tanaman penghasil rimpang termasuk jahe memerlukan unsur hara yang cukup banyak khususnya N, P, dan K. Hara K adalah yang paling banyak diserap tanaman jahe dibandingkan N dan P dengan ratio serapan N:P:K dengan perbandingan 2,5 : 1,0 : 3,8. Tanaman jahe menyerap K sebanyak 235 kg/ha pada produksi rimpang tertinggi (45,651 t/ha) dengan perlakuan pupuk K2O 400 kg/ha. Selain tanaman  jahe, tanaman temulawak juga menyerap hara K lebih banyak dibandingkan N dan P, yaitu menyerap 221,34 kg/ha hara K, 193,44 kg/ha hara N dari data menunjukkan bahwa unsur hara N, P, K mutlak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Rahardjo, 2012).
Salah satu factor yang dapat digunakan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman yakni pemberian pupuk kandang dan pengaturan jarak tanam merupakan suatu alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung manis, sehingga perlu diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam mempengaruhi komponen pertumbuhan, komponen hasil dan kemampuan tanaman bersaing dengan gulma. Jenis pupuk kandang dan jarak tanam yang tepat, dapat menekan gulma sekecil mungkin yang pada akhirnya akan diperoleh hasil jagung manis yang lebih tinggi (Sarief, 1989).
Pertumbuhan (growth) dapat didefinisikan sebagai adanya perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (irreversible) Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel, sehingga tanaman akan membentuk suatu individu yang sempurna dengan peningkatan fungsi fisiologis tanaman,  Misalnya : perubahan dalam ukuran sel, jaringan, organ (Harjadi, 1996).
Factor intern tanaman merupakan factor yang sangat perlu diperhatikan karena memiliki peranan besar pada pertumbuhan tanaman. Gen berpengaruh dalam menentukan pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman, artinya tingkat optimalisasi pertumbuhan dimana pola pertumbuhan kacang tanah tidak akan sama dengan jagung, atau lebih jelas pada usia dewasa kacang tanah tidak akan mempunyai waktu dan tinggi serta berat yang sama diantara keduanya. Untuk meningkatkan potensi gen dalam tanaman maka factor penunjang seperti pupuk dan air juga harus diberikan secara optimal. Tanaman yang mengandung gen yang baik dan didukung dengan kondisi lingkungan yang sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula sehingga sifat unggul atau tidaknya gen akan mempengaruhi pertumbuhan (Lingga, 1999).
Factor hormonal memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan tanaman  dikendalikan secara umum oleh hormon yang disintesis oleh tumbuhan dan terdapat pada semua jaringan. Hormon pertumbuhan IAA (Indol Acetic Acid) berfungsi dalam pembesaran sel, perkembangan sel, gugurnya daun dan buah, pertumbuhan buah dari bakal bunga menjadi bunga dan buah, interaksi timbalbalik tunas dan berbagai pertumbuhan lainnya. Salah satu contoh IAA yang umum digunakan giberelin. Oleh karena itu, perlu dilakukan control kesimbangan hormone agar tanaman tumbuh secara optimal (Heddy, 1986).
Air menjadi salah satu factor pembetas pertumbuhan tanaman jika tidak diberikan pada kondisi yang optimal. Tinggi tanaman pada kedelai yang diberi air dengan interval 1 liter / 2 hari sekali ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan interval pemberian pemberian air lainnya yang lebih lama disbanding perlakuan pemberian air interval 2 hari. Hal ini karena, mampu menyediakan kebutuhan air bagi tanaman dalam kondisi optimal. Hal ini sesuai dengan haryadi 1986 bahwa pemberian interval air dalam kondisi optimal memungkinkan hormone tertentu bekerja secara aktif dalam untuk merentang (Suhartono, 2008).


BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
            Pelaksanaan praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan acara 1 dengan judul “Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman” yaitu pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 pukul 06.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Dasar

3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
1.    Beaker glass
2.    Object glass
3.    Penggaris

3.2.2 Bahan
1.    Kecambah kacang tanah
2.    Bibit kacang panjang yang dikecambahkan dalam polybag
3.    Aquadest
4.    Tinta hitam (tinta cina)
5.    Kertas filter
6.    Benang

3.3              Cara Kerja
3.3.1        Pertumbuhan Akar
1.    Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass dengan kertas filter basah/lembab.
2.    Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
3.    Memilih 7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1 cm.
4.    Memberi tanda kecil (titik) dengan tinta cina pada 5 biji kecambah sebanyak 10 tanda dimulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Memberi tanda pada kecambah yang lain dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai kontrol.
5.    Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan mengikatnya. Mengusahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memaasukkan ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat yang gelap.

3.3.2        Pertumbuhan Pucuk
1.    Menanam biji kacang panjang dalam bak pasir dan membiarkannya beretiolasi selama 4 hari di tempat gelap.
2.    Memberi 10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil dari pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.
3.    Menandai pada 2 kecambah yang lain dengan satu tanda 20 mm dari pucuk tanaman sebagai kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
INTERVAL
Hari Ke-
0
2
4
6


1
1
0,2
10,4
25,10
23,83
2
0,2
0.71
1,42
1,54
3
0,2
0,72
0,81
0,82
4
0,2
0,55
0,83
0,81
5
0,2
0,47
0,63
0,63


2
1
0,2
10,3
22,6
24,30
2
0,2
0,80
0,8
0,8
3
0,2
0,5
0,7
0,72
4
0,2
0,4
0,5
0,56
5
0,2
0,4
0,5
0,52

INTERVAL
Hari Ke-
0
2
4
6


1
1
0,1
0,34
0,36
0,36
2
0,1
0,2
0,34
0,34
3
0,1
0,22
0,3
0,30
4
0,1
0,14
0,14
0,14
5
0,1
0,16
0,12
0,12


2
1
0,1
0,16
0,18
1,20
2
0,1
0,38
0,56
0,16
3
0,1
0,18
0,46
0,66
4
0,1
0,10
0,10
0,10
5
0,1
0,10
0,10
0,10

4.2 Pembahasan
Pertumbuhan merupakan proses penambahan/kenaikan massa dan volume sel, jaringan atau organ tanaman yang bersifat irreversible (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut yang umumnya ditandai dengan pemanjangan dan pembesaran tanaman. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. (dapat dihitung/diukur). Selain itu, pertumbuhan juga ditandai dengan adanya peningkatan dry mass (berat kering) yang menunjukkan peningkatan nutrisi pada tanaman.  Sedangkan perkembangan adalah merupakan proses pendewasaan atau peningkatan sungsi sel/organ tanaman yang tidak dapat diamati secara kuantitatif namun perkembangannya dapat dilihat.
Akar merupakan bagian terpenting bagi tanaman karena peranannya yang sangt penting dalam penyerapan hara untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu, pertumbuhan dan perkembangannya haruslah terkontrol. Pertumbuhan dan perkembangan akar diawali pada saat perkecambahan dimana embrio dirangsang oleh hormone giberelin sehingga radikula mulai muncul. Selanjutnya akar primer yang terbentuk akan membentuk akar cabang yang berasal dari respon maristem apical. Pada akar tedapat tudung akar yang berfungsi untuk melindungi maristem ketika menerobos tanah dan merupakan daerah yang peka terhadap grafitasi. Sedangkan yang berfungsi melakukan penyerapan yakni bulu akar. Selain itu, ertumbuhan tanaman juga ditandai oleh adanya perkembangan pucuk tanaman yang menunjukkan adanya aktifitas pembelahan sel maristem. Pertumbuhan pucuk ini juga disebut pertumbuhan primer yang mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang akan bertambah panajng. Pertumbuhan pucuk ini pada umumnya akibat adanya rangsangan oleh hormone auksin. Hormone auksin ini sendiri merangsang pertumbuhan pucuk tanaman utamanya tunas sehingga terjadi pemanjangan dan perkembangan sel tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan tanamn merupakan respon dari aktifitas pembelahan sel maristem yang merangsang seltanaman untuk beregenerasi dan meningkatkan fungsi sel/organ. Pada tanaman sel maristem terdapat pada titik-titik tertentu yang lebih afektif memacu pertumbuahn pada titik tersebut antara lain:
1.    Maristem apical : jaringan ini terdapat pada kuncup ujung (ujung batang, ujung akar, kuncup ketiak) dengan titik tumbuh terbàtas, sedangkan jaringan baru terbentuk di bawahnya. Pola tumbuh demikian disebut Tumbuh Accretenary. Meristem apical atau meristem ujung merupakan meristem yang selalu terdapat di ujung akar dan batang tumbuhan yang aktif membelah untuk pemanjangan sel.
2.    Meristem interkalar (maristem antara) : jaringan ini umumnya terdapat diantara jaringan yang berdifferensiasi, misal antara buku dengan ruas atau antara helai daun dengan pelepah daun. Secara umum meristem ini terletak diantara jaringan meristem primer dewasa, meristem ini berfungsi menegakkan batang yang rebah. Tanaman yang banyak memiliki maristem interkalar ini adalah tanaman rumput-rumputan (Graminae) yang memiliki peranan untuk memperkokoh batang.
3.    Meristem lateral (maristem samping) : meristem yang merangsang pertumbuhan sekunder, berfungsi memperluas lebar atau diameter suatu organ. Contoh meristem lateral adalah kambium vaskuler (membentuk xylem dan floem sekunder) dan meristem lateral di bagian tepi daun muda untuk aktifitas pembesaran organ. Oleh karena itu, aktifitas maristem ini memacu batang, cabang dan daun tanaman untuk membesar.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa factor baik itu internal maupun eksternal. Farktor ini akan memacu pertumbuhan jika terpenuhi secara optimal dan akan menghambat jika keberadaannya tidak terpenuhi atau dalam keadaan berlebih. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain:
ü  Faktor Internal
1.    Faktor genetic merupakan sifat-sifat tanaman yang diturunkan oleh indukannya. Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman tersebut bergantung pada gen yang diturunkan tetuanya, namun sifat tersebut akan muncul jika didukung oleh lingkungan yang optimal.
2.    Factor Hormonal (fitohormon) merupakan senyawa perangsang pertumbuhan tanaman. hormone akan mengtur aktifitas pertumbuhan dirangsang atau dihambat yang disesuaikan dengan factor lingkungan yang mempengaruhi. Pada saat tercekam hormone akan bersifat menghambat.
3.    Metabolism tanaman : keberlangsungan metabolism tanaman yang baik akan membuat sistem transport dan pembelahan sel berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan akan baik pula, missal laju fotossintesis, respirasi dan proses sintesis berjalan dengan baik maka metabolism tanaman akan berjalan dengan baik.
ü  Faktor Eksternal (Faktor lingkungan)
1.    Air : air sangat berperan dalam proses metabolism dan sistem transpost pada tanaman, sehingga keberadaannya harus terpenuhi. Air berfungsi Untuk fotosintesis, Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim, Membantu proses perkecambahan biji, Menjaga (mempertahankan kelembapan), Untuk transpirasi, Meningkatkan tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel, Menghilangkan asam absisi.
2.    Nutrisi merupakan makanan yang dibutuhkan tanamn untuk hidup yang diambil dalam bentuk ion. Nutrisi tanaman yang dibutuhkan termasuk pupuk, vitamin, penambahan hormone jika kurang dan lain sebagainya.
3.    Iklim : berhubungan dengan cahaya, suhu, air, panjang hari angin serta beberapa gas yang dibutuhkan tanaman (missal CO2 untuk fotosintesis) semuanya harus dalam kondisi optimal. Termasuk kelembanpan juga harus dalam kondisi optimal karena selain mempengaruhi pertumbuhan an perkembangan juga dapat memicu adanya serangan OPT.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pertumbuhan dan perkembangan akar dan pucuk terjadi pertumbuhan yang signifikan pada titik-titik tertentu (interval) pengamatan. Pertumbuhan interval yang signifikan tersebut menunjukkan adanya aktivitas pembelahan sel pada jaringan maristematis pada tanaman. pemanjangan pada interval yang diamati menunjukkan bahwa kemungkinan besar sel maristematis tanaman berada pada daerah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan akar tanaman diketahui bahwa rata pemanjangan interval yang signifikan terletak pada bagian ujung akar. Pada pengukuran interval akar kelompok 3 diketahui pada H ke-0 (0,1), H ke-2 (0,34), H ke-4 (0,36) dan pada H ke-6 (0,36). Sedangkan pada bagian pangkal pertumbuhannya relative rendah dimana pada H ke-0 (0,1) sampai pada H ke-6 (0,12) membuktikan bahwa pertumbuhannya rendah. Begitu pula pada kelompok 4 berdasarkan hasil pengukuran pada interval ujung menunjukkan H ke-0 (0,1), H ke-2 (0,16), H ke-4 (0,18) dan H ke-6 (1,20) hal tersebut manunjukkan pertumbuhan yang signifikan disbanding dengan pertumbuhan pangkal akar H ke-0 (0,1) sampai pada H ke-6 (0,10) menunjukkan pertumbuhan yang relative stagnan. Sehingga berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jaringan maristematis tanaman pada akar benyak terakumulasi pada bagian ujung akar, dimana selnya aktif mebelah.
Pada pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pucuk juga menunjukkan bahwa jaringan maristem berada pada bagian ujung dekat tunas tanaman. hal ini dibuktikan pada data yang di peroleh, pada kelompok 1 diperoleh data pada H ke-0 (0,2), H ke-2 (10,40), H ke-4 (23,83) dan H ke-6 (25,10) menunjukkan pertumbuhan yang sanagat signifikan. Sedangkan pada pertumbuhan interval dekat pangkal H ke-0 (0,2) sampai H ke-6 (0,63) hal tersebut menunjukkan selisih yang besar antara interval ujung dan pangkal. Pada kelompok 2 interval ujung menunjukkan H ke-0 (0,2) sampai H ke-6 (24,30) dan pada interval pangkal H ke-0 (0,2) sampai H ke-6 (0,52). Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa jaringan maristem terakumulasi pada bagian ujung dekat tunas tanaman.


Keterangan:
P1 : ujung
P2 : pangkal
BAB 5. PENUTUP
5.1    Kesimpulan
Berdasarkan hsil praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1.      Pertumbuhan merupakan proses peningkatan jumlah atau volume sel, jaringan atau organ tanaman yang bersifat irreversible atau peningkatan jumlah/volume berat kering tanaman. sedangakan perkembangan merupakan proses pendewasaan jaringan dan peningkatan fungsi sel/organ tanaman.
2.      Jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apical, interkalar, dan lateral. Meristem apical : terdapat di ujung akar dan batang tumbuhan. Meristem interkalar : terletak diantara jaringan meristem primer dewasa. Contoh pada batang rumput-rumputan (Graminae). Meristem lateral : meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder pertumbuhan diameter tanaman.
3.      Factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yakni factor internal (Genetik, Hormonal, sistem metabolism tanaman), ekstenal (Air, Nutrisi, Suhu, Cahaya, Panjang hari, kelembapan).
4.      Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan akar dan pucuk tanaman. diketahui bahwa pada bagian akar jaringan maristem terdapat pada ujung interval, sedangkan pada pucuk tanaman jaringan maristem terdapat pada bagian ujung dekat tunas tanaman.

5.2    Saran



DAFTAR PUSTAKA
Ajijah, Nur. 2010. Pengaruh Suhu Inkubasi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrio Somatik Purwoceng (Pimpinella Pruatjan Molk.). Jurnal Littri 16(2), Juni 2010 : 56 – 63 ISSN 0853-8212

Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. PT Gramedia Pusaka Utama

Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. CV. Rajawali. Jakarta

Imaningsih, W., Hidayaturrahman. dan Gunawan. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays) Yang Diberi Kompos Tanah Gambut Dengan Stimulator EM4. Bioscientiae. Vol. 8 (2): 6-15.

Kadarisman. 2011. Peningkatan Laju Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun ( Melalui Perlakuan Variasi Peak Frekuensi). Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 3 (1), 14 Mei 2011

Lingga, P. 1999. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya

Rhardjo, Mono. 2012. Pengaruh Pupuk K Terhadap Pertumbuhan, Hasil Dan Mutu Rimpang Jahe Muda (Zingiber Officinale Rocs.). Jurnal Littri 18(1), Maret 2012. Hlm. 10 – 16 ISSN 0853-8212

Sarief, E. S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung

Suhartono. 2008. Pengaruh interval pembeian air terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glicine max (L)merril) pada berbagai jenis tanah. EMBRYO  5 (1) ISSN 0216-0188