by : ulil abror p y
BAB
I. PENDAHLUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian
adalah suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam,
peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Pertanian merupakan sektor yang sangat
penting bagi suatu negara. Hal tersebut salah satunya dikarenakan sektor ini
menghasilkan sumber makanan bagi manusia sehingga keberadaannya sangatlah
penting. Selain itu, sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri
Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk
dikembangkan di negara ini. Untuk mendukung sektor pertanian khususnya dalam
kegiatan bercocok tanam maka yang harus diperhatikan adalah ketersediaan unsur
hara dalam tanah.
Pada dasarnya unsur
hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan optimal ada dua macam yaitu unsur hara makro dan mikro. Unsur hara makro
merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif banyak
sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif
sedikit. Macam-macam dari unsur hara makro yaitu ada 9 unsur diantaranya adalah
karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), posfor (P), kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur (S). Masing-masing unsur memiliki
fungsi dan peranan yang penting bagi tanaman terutama mengenai kondisi
fisiologis tanaman. Oleh karena itu, ketersediaan unsur hara dalam jumlah yang
cukup sangat penting bagi tanaman karena jika kekurangan unsur hara akan
menyebabkan tanaman akan menunjukkan gejala-gejala kelainan atau penyimpangan
yang dapat menurunkan mutu pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya berakibat
pada menurunnya hasil produksi tanaman sedangkan kelebihan unsur hara dapat
mengganggu pula pada proses tumbuh dan berkembangnya tanaman bahkan kelebihan
unsur-unsur tertentu dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman sehingga
tanaman tersebut mati.
1.2 Rumusan Masalah
1. Peranan
unsuh hara P (fasfat) pada tanaman padi
2. Gejala
kekurangan dan keracunan unsure hara P
3. Serapan
unsure hara P pada tanaman padi
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah
baik yang organik maupun anorganik dengan magsud untuk mengganti kehilangan
unsur hara dari dalm tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman
dalam keadaan faktor lingkungan yang baik (Sutedjo, 1987). Pemupukan adalah
pemberian pupuk kepada tanaman ataupun kepada tanah, agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik, menurut Hardjowigeno (2003) dalam pemupukan perlu adanya keseimbangan
jumlah unsur hara dalam tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman akan unsur hara
tersebut, oleh karena itu dalam melakukan pemupukan beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah: a) jenis tanaman yang akan dipupuk, b) jenis tanah yang
akan dipupuk, c) jenis pupuk yang akan digunakan, d) dosis (jumlah) pupuk yang
akan diberikan, e) waktu pemupukan, dan f) cara pemupukan.
Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang
menguntungkan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah
organik, daur ulang hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat,
merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, dan membantu penyerapan unsur hara.
Peran mikroba pelarut P yaitu melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya
bagi tanaman, antara lain Aspergillus sp., Penicillium sp., Pseudomonas
sp., dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi
melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K. Terdapat
juga mikroba yang menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan
tanaman antara lain Pseudomonas sp. dan Azotobacter sp. (Isroi,
2006).
Tanah perkebunan di Indonesia sebagian besar
tergolong jenis Podsolik, Latosol, sedikit Regosol, dan sedikit jenis lainnya, yang
secara umum keseluruhan berkadar P rendah. Pada tanaman perkebunan, pupuk P
biasanya diberikan dalam bentuk TSP atau P-alam. Menurut Sediyarso (1999),
penggunaan P-alam untuk perkebunan mempunyai keuntungan karena harganya relative
lebih murah, disamping itu P-alam mempunyai kandungan unsure lain (Ca, Cu dan
Zn) yang relatif lebih tinggi. Dengan demikian pupuk P-alam selain sebagai
sumber P juga mempunyai manfaat sebagai bahan untuk memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah.
Menurut
Buckman dan Brady (1980) terdapat tiga problem dalam pengelolaan fosfor: (1)
jumlah total dalam tanah kecil; (2) tidak tersedianya fosfor asli; dan (3)
terjadi fiksasi fosfor dalam tanah dari sumber pupuk yang diberikan. Sebagian
besar fosfor dalam tanah umumnya tidak tersedia bagi tanaman meskipun keadaan
lapangan paling ideal. Dengan demikian, masalah utama pada tanah-tanah masam
adalah kekahatan fosfor (P), fiksasi P yang tinggi dan keracunan Al, Mn dan
kadang-kadang Fe. Kekahatan P pada umummnya parah disebabkan terikatnya unsur-unsur
tersebut secara kuat pada tanah seperti mineral liat tipe 1 : 1 dan
oksida-oksida Al dan Fe, maupun reaksi antara P dengan Al, sehingga unsur P
tidak tersedia untuk tanaman (Radjagukguk, 1983).
BAB
III. PEMBAHASAN
Ketersediaan
Unsur Hara P Mempengaruhi Kondisi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Padi
Padi (bahasa latin: Oryza sativa
L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting. Produksi
padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan
gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas
penduduk dunia. Budidaya tanaman padi sangat penting untuk diperhatikan agar
dapat menunjang hasil produksi tanaman dengan maksimal, dengan demikian
ketersediaan unsur hara memiliki peranan yang penting utamanya untuk unsur hara
P bagi tanaman padi.
Unsur P pada tanaman
merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate (ATP) yang secara
langsung berperan dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait
dalam proses metabolisme tanaman. Hara P sangat diperlukan tanaman padi
terutama pada saat awal pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan tanaman tersebut, P
berfungsi memacu pembentukan akar dan penambahan jumlah anakan. Disamping itu,
P juga berfungsi mempercepat pembungaan dan pemasakan gabah.
Pada dasarnya fosfor (P)
dalam tanah merupakan hara yang tidak mobil, sebagian besar terikat oleh
partikel tanah. Kandungan P dalam tanah sekitar 0,12%. Pada tanah sawah
ketersediaan P meningkat setelah penggenangan. Hal ini disebabkan karena
penggenangan membantu terjadinya proses reduksi feri fosfat menjadi fero
fosfat, hidrolisis aluminium fosfat, peningkatan kelarutan kalsium fosfat dan
netralnya reaksi tanah. Serapan P oleh akar tanaman hanya dapat berlangsung melalui
mekanisme intersepsi akar dan difusi dalam jarak pendek sehingga efisiensi
pupuk P umumnya sangat rendah, yaitu hanya berkisar antara 15–20%. Dari
sejumlah P yang tidak diserap tanaman hanya sebagian kecil yang hilang tercuci
bersamaan dengan air perkolasi, sebagian besar berubah menjadi P nonmobil yang
tidak tersedia bagi tanaman dan terfiksasi sebagai ikatan Al atau Fe-fosfat
pada tanah masam atau Ca-fosfat pada tanah alkalis.
Ø Deskripsi Unsur Hara P Beserta
Dampak Kekurangan Dan Kelebihannya
Posfor (P) merupakan
unsur hara makro esensial kedua setelah Nitrogen. Unsur P dibutuhkan oleh
tanaman untuk pertumbuhan akar sehingga tanaman menjadi tahan terhadap
kekeringan dan memiliki kemampuan lebih baik dalam menyerap unsur hara yang
menunjang pertumbuhan lebih lanjut. P juga di butuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, serta dibutuhkan dalam proses pemasakan buah. Tanaman
yang kekurangan N akan tetapi cukup P akan mengalami pemasakan buah prematur
(buah masak lebih awal). Hal itu tentu akan menurunkan buah yang di panen.
Unsur P juga sangat berperan dalam sintesis karbohidrat di dalam tubuh tanaman
sehingga P sangat menentukan mutu hasil panen tanaman sumber karbohidrat
seperti padi. Gejala kekurangan unsur P akan berpengaruh pada warna daun. Warna
daun jika kekurangan unsur P akan tampak tua dan sering tampak mengkilap
kemerahan, disamping itu tepi daunnya akan bercabang, pada batang terdapat
warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning, jika tanaman berbuah,
buahnya kecil, tampak jelek dan lekas matang. Selain itu, defisiensi P dapat
meningkatkan persentase gabah hampa, menurunkan bobot dan kualitas gabah,
menghambat pemasakan, bahkan pada keadaan defisiensi P yang parah, tanaman padi
tidak akan berbunga sama sekali. Kekurangan hara P juga menurunkan respon
tanaman terhadap pemupukan N. Gejala kelebihan unsur P akan menyebabkan
tumbuhan menjadi kerdil dan warna daun berubah menjadi ungu atau coklat dimulai
dari ujung-ujung daunnya.
Pada dasarnya, meskipun unsur hara P memiliki
peran yang besar bagi tanaman namun pemberian pupuk fosfat secara terus menerus
atau dengan kata lain berlebihan akan menyebabkan penimbunan P sehingga
menurunkan respon tanaman terhadap pemupukan fosfat. Penimbunan P selain
mengurangi efisiensi P juga dapat mempengaruhi ketersediaan hara lain bagi
tanaman, diantaranya adalah Fe dan Mn. Oleh karena itu pemberian unsur hara P sebaiknya
didasarkan pada kebutuhan tanaman akan P. Berikut ini merupakan tabel rata-rata
serapan unsur hara pada pertanaman padi.
Tabel
1. Rata-Rata Hara Terangkut Varietas Unggul Padi
N P K
Serapan hara
melalui gabah dan jerami (kg per ton)
17,5 3,0 17,0
Serapan hara
melalui gabah (kg per ton)
10,5 2,0 2,5
Serapan hara
melalui jerami (kg per ton)
7,0 1,0 14,5
Kandungan
mineral dalam gabah (%)
1,10 0,20 0,29
Kandungan
mineral dalam jerami (%)
0,65 0,10 1,40
Sumber :
Dobermann dan Fairhurst, 2000.
Pada dasarnya laju dan
jumlah unsur hara yang bergerak ditentukan oleh jenis unsur hara atau senyawa pupuk,
sifat tanah, dan keadaan air dalam tanah. Fosfor relatif sukar bergerak dalam
tanah, sebab di samping bahan sumber pupuk P yang digunakan berkelarutan
rendah, ion fosfat juga kuat terikat oleh partikel tanah. Berikut merupakan
tabel mengenai bentuk-bentuk ion dari unsur hara makro yang dapat diserap oleh
tanaman beserta salah satu peranan dari unsur hara makro bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Tabel Fungsi Unsur Makro Pada
Tanaman:
No
|
Unsur
|
Bentuk ion
|
Keterangan
|
1
|
Hidrogen
|
H+
|
ü Bahan utama proses
fotosintesis
|
2
|
Oksigen
|
O2,
OH-
|
ü Bahan utama
proses respirasi
|
3
|
Carbon
|
CO2
|
ü Bahan utama
proses fotosintesis
|
4
|
Nitrogen
|
NO3-,
NH4+
|
ü Pembentukan
klorofil, merangsang pertumbuhan tanaman secara menyeluruh
|
5
|
Fosfor
|
H2PO4-,
HPO42-, PO43-
|
ü Merangsang pertumbuhan
akar
|
6
|
Kalium
|
K+
|
ü pembentukan
protein dan karbohidrat, berperan memperkuat tubuh tanaman
|
7
|
Kalsium
|
Ca2+
|
ü merangsang
pembentukan bulu-bulu akar, pembentukan biji
|
8
|
Magnesium
|
Mg2+
|
ü Pembentukan
klorofil, pembewa fosfat terutama dalam pembentukan biji.
|
9
|
Belerang
|
SO2-
|
ü Merangsang
pembentukan anakan
|
Tabel Defisiensi Dan Kelebihan
Unsur Hara Makro Pada Tanaman:
No
|
Unsur
|
Bentuk ion
|
Defisiensi
|
Kelebihan
|
1
|
Hidrogen
|
H+
|
Proses
fotosintesis terhambat
|
Mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak normal karena unsur ini pembentuk glukosa dan
protein pada tanaman
|
2
|
Oksigen
|
O2,
OH-
|
Proses
respirasi terhambat
|
Mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak normal karena unsur ini pembentuk glukosa dan
protein pada tanaman
|
3
|
Karbon
|
CO2
|
Proses
fotosintesis terhambat
|
Mengakibatkan
pertumbuhan tanaman tidak normal karena unsur ini pembentuk glukosa dan
protein pada tanaman
|
4
|
Nitrogen
|
NO3-,
NH4+
|
Daun
menguning
|
Rentan
serangan OPT
|
5
|
Fosfor
|
H2PO4-,
HPO42-, PO43-
|
Menghambat
pertumbuhan generative
|
Tanaman
kerdil
|
6
|
Kalium
|
K+
|
Tanaman
mudah rebah
|
Pemasakan
lebih lama
|
7
|
Kalsium
|
Ca2+
|
Daun
muda mengalami klorosis sampai mati
|
Menghalangi
pertumbuhan akar
|
8
|
Magnesium
|
Mg2+
|
Terjadi
klorosis
|
Daun
menguning
|
9
|
Belerang
|
SO2-
|
Pertumbuhan
tanaman terhambat
|
Dapat
mengakibatkan pH tanah masam sehingga tanaman dapat keracunan dan tidak dapat
menyerap unsur hara dengan baik
|
BAB
VI. KESIMPULAN
3.1 kesimpulan
Unsur P pada tanaman
padi banyak dibutuhkan pada saat awal budidaya utamanya pada saat pembibitan.
Pada saat pembibitan unsure P dibutuhkan untuk merangsang pembentukan akar.
Selanjutnya unsure P dibutuhkan pada saat pembentukan bulir karena pupuk P
digunakan untuk masa pengisian bulir. Pad umumnya gejala kekurangan unsure P
ditandai dengan perkembangan akar yang terhambat dan daun berwarna kemerahan,
jika tanaman keracunan unsure P maka ditandai dengan tanaman yang menjadi
kerdil.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina,
lily. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman.
Jakarta: Rineka Cipta.
Radjagukguk,
B. 1983. Masalah pengapuran tanah masam di Indonesia. Dalam Prociding Seminar
Alternatif-Alternatif Pelaksanaan Program Pengapuran Tanah-Tanah Mineral Masam
di Indonesia. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Bull. 18: 15-43.
Indranada,
H. 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah.
Jakarta: Bina Aksara.
Salisbury,
F.B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi
Tumbuhan. Terjemahan D.R. Lukman dan Sumaryono. Bandung: ITB.
Soepardi,
G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor:
IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar