1. Vigor
Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal pada lingkungan yang
kurang memadai (suboptimum), dan mampu disimpan pada kondisi simpan yang sub
optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang
mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam
pada cakupan kondisi lapang yang luas. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek
fisiologis selama proses perkecambahan dan perkembangan kecambah. Sedangkan Viabilitas
merupakan kemampuan benih tumbuh normal dalam kondisi yang optimum. Berdasarkan pengertian diatas
maka dapat disimulkan bahwa perbedaan yang menonjol yakni kemampuan bertahan hidup
benih pada lingkungn optimal dan/atau suboptimal.
2. Benih
merupakan salah satu factor yang penting dalam menentukan hasil produksi
tanaman yang nantinya ditunjang bersama dengan sarana produksi lainnya seperti
pupuk, air, cahaya, iklim menentukan
tingkat hasil tanaman. Sarana produksi lain yang cukup bila yang digunakan
benih bermutu rendah maka hasilnya akan rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yakni benih murni dari
varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya, mutu fisiologis yaitu kemampuan daya
hidup (viabilitas) benih yang mencakup
daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu
fisik benih yaitu penampilan benih secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen,
bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik.
Pada saat ini, sektor pertanian dituntuk
untuk mencapai swasembada pangan, sehingga teknologi benih yang menyangkut
peningkatan vigor benih perlu diperhatikan. Pada umumnya mutu benih yang baik
itu ditandai dengan adanya vigor benih yang baik sehingga dengan demikian
penyebar luasan pada masyarakat dapat dilaksanakan untuk mencapai swasembada
pangan. Dalam penyediaan benih bermutu masalah yang sering dihadapi yakni
penyimpanan benih. Benih tidak selalu langsung ditanam, sehingga mengalami
penundaan tanam yang artinya mengalami penyimpanan. Benih akan mengalami
penurunan mutu, baik viabilitas maupun vigor benih selama penyimpanan (deteriorasi), terutama penyimpanan pada
kondisi suboptimum yang merupakan kondisi penyimpanan yang kurang baik. Oleh
karena itu, pengujian viabilitas dan vigor benih perlu diterapkan secara
intensif agar kualitas benih bermutu tetap terjaga dan pencapaian swasembada
pangan dapat segera terlaksana. Selain itu, Petani telah menyadari pentingnya
benih kultivar unggul dalam mencapai hasil tinggi. Masalah yang petani hadapi
adalah harga benih yang sering di luar kemampuan mereka. Produksi benih
memerlukan perlakuan yang lebih baik dan khusus agar diperoleh biji yang
memiliki viabilitas dan vigor tinggi dan prima untuk digunakan sebagai benih.
3. Benih
yang belum masak memiliki vigor yang relative rendah karena pembentukan embryo
dalam benih belum sempurna sehingga embryo sulit untuk berkembang saat
pengecambahan. Selain itu, cadangan makanan dalam benih juga masih dalam jumlah
yang relative sedikit, sedangkan untuk berkecambah benih membutuhkan banyak
energy sehingga vigornya relative rendah. dengan cadangan makan yg rendah akan
membuat benih tidak mampu berkecambah dengan normal. Sedangkan jika benih
terlalu masak kandungan cadangan makanan dalam benih juga relative sedikit
kerna adanya aktifitas metabolic dalam benih. Oleh karena itu, energy yg
dibutuhkan embryo untuk berkembang kurang sehingga vigor benih relative rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar