Deskripsi System Pertanian Tradisional, Konvensional
Dan Berkelanjutan
ü System Pertanian Tradisional
System
pertanian ini merupakan sistem yang dimulai sejak manusia memilih mulai menetap
dan berladang pada sau lokasi saja. Pada System ini teknologi pertaniannya
tergolong sangat rendah karena hanya menggunakan peralatan pertanian yang masih
sederhana dan beluberkembag. Selain itu, pertanian tradisional ini masih sangat bersahabat dengan alam, arif dan mendukung
ekosistem, hal ini karena petani masih membiarkan berbagai macam hewan tetap
hidup sehingga ketersediaan rantai makanan untuk flora dan fauna yang hidup
didalamnya terjaga. Maka dengan demikian pengendaian OPT nya masih tergolong
arif.
ü System Pertanian Konvensional
System pertanian konvensional ini memiliki
tujuan untu meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur
eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi.
Selain itu, teknologi yang digunakan pada system ini telah maju dan berkembang.
Namun, dampak positif yang dihasilkan berupa peningkatan produksi tidak
bertahan lama. Hal ini karena terjadi penurunan kualitas tanah da penumpukan
residu dalam tanah yang dapat meracuni tanaman sehingga system ini dianggap
tidak arif lagi. Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini
menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
ü System Pertanian Berkelanjutan
Sistem pertanian
ini merupakan perpaduan antara system pertanian tradisional dan konvensional.
Pada umumnya didevinisikan sebagai suatu system pertanian yag berdasarkan atas
kseimbangan ekologi serta dapat diterima secara sosial, budaya dan ekonomi.
Pada system ini dilakukan regenerasi terhadap kualitas tanah dengan pemanfaatan Bahan Organik sehingga pada system ini
tidak terpaku pada pupuk dan pestisida kimia saja.
Pada sistem pertanian berkelanjutan terdapat Beberapa
kegiatan yang dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan
produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan,
serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan antara lain:
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Pada konsep ini cenderung
kearah pertanian organik, hal ini dilakukan karena menurunnya kualitas tanah
akibat pemberian pupuk kimia yang berlebihan sehingga bahan organik selain
untuk menyuplai hara juga untuk memperbaiki struktur tanah yang dilakukan
dengan cara : pengomposan, penggunaan pupuk hijau dan lainnya.
Pengendalian Hama
Terpadu
PHT dilakukan untuk menjaga keseimbangan
ekosistem dan mengurangi tingkat residu dalam tanah dan produk pertanian yang
dihasilkan sehingga dengan cara ini kestabilan ekologi dan kesehatan produk
terjaga.
Sistem Rotasi
Sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan dan memotong siklus hidup
hama serta untuk mempertahankan kualitas tanah. Dengan adanya rotasi tanaman
maka peledakan hama spesifik tidak akan terjadi karena ketersediaan makanan
terbatas selain itu serapan nutrisi pada tanah dapat terkontrol.
Konservasi Lahan
Artinya dilakukan penjagaan terhadap kondisi tanah melalui pembuatan alur
irigasi, pembuatan tanggul penahan erosi dan penanaman tanaman semak untuk
menstabilkan tanah (Sudirja,_ ).
Agroforestri (wana
tani)
suatu
sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman semusim maupun tanaman
tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk yang berlapis,
sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan.
Sehingga dengan sistem ini efisiensi penggunaan pupuk lebih baik, pemgemdalian
mudah dilakukan dan menguntungkan secara ekonomi.
Diversifikasi Lahan
dan Tanaman
Artinya dilakukan pengolahan secara menyeluruh terhadap tanah aupun jenis tanaman yang ditanam sehingga
memiliki dampak positf terhadap konservasi ekologi dan ekonomi. Misal
Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak,
burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga (insect), Menanam tanaman-tanaman yang
berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun.
Pengelolaan Nutrisi Tanaman
Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan
pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa)
sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus
dikeluarkan.
Tanaman pelindung
menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian
erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
Pemasaran
Dengan sistem pertaniaan berkelanjutan produk yang dihasilkan lebih
berkualitas dan lebih sehat sehingga target paarnya semakin meningkat.
Sumber:
Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan
Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan Usaha.Jurnal Litbang Pertanian, 26 (4), 2007
Yulipriyanto, H. 1997. Penerapan Sistem Pertanian Terpadu
Dalam Rangka Pelestarian Produksi Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan. Cakrawala pendidikan No. 1. XVI. Februari
1997