BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan
tanaman merupakan suatu proses penambahan ukuran tanaman yang dapat diukur
berdasarkan skala ukur serta bersifat ireversibel atau tidak dapat kembali
kebentuk semula. Selain itu, pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah atau
volume berat kering yang terdeferensiasi secara spesifik selama proses
pertumbuhan tanaman. Sedangkan perkembangan merupakan peristiwa pendewasaan sel
atau peningkatan fungsi sel, jaringan atau organ pada tanaman sehingga memiliki
fungsi yang lebih kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan tanamn ini dipengaruhi
oleh banyak factor baik itu factor internal maupun eksternal dari luar tanaman.
factor internal meliputi konsentrasi fitohormon yang tekandung dalam tanaman,
aktifitas enzim dan lain sebagainya. Sedangkan factor eksternal yakni berupa
input penambahan dari luar misalnya pupuk atau perlakuan lainnya.
Pertumbuhan
tanaman ditan dai dengan adanya proses pembelahan sel sehingga tanaman akan
terus berkembang menjadi tanaman yang lengkap atau tumbuh sempurna
menyelesaikan siklus hidupnya. Pertambahan ukuran sel mempunyai
batas yang diakibatkan oleh hubungan antara volume dan luas permukaan sel.
Proses pembelahan sel menentukan dasar untuk arah. Salah satu sifat utama pada
organisme adalah mampu mengubah bahan-bahan sederhana yang diambil dari
lingkungannya menjadi senyawa-senyawa kompleks yang berguna bagi hidupnya.
Bertambahnya bahan-bahan yang lebih berguna inilah yang pada hakekatnya disebut
sebagai tumbuh. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman bukantah
peristiwaperistiwa yang berjalan sendiri-sendiri, melainkan merupakan dua
proses yang berlangsung saling menunjang dan sangat erat hubungannya. Kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan suatu tanamn sangat bergantung pada factor
nutrisi. Jika nutrisi tanaman terpenuhi maka pertumbuhan dan perkembangan
tanaman akan berjalan secara optimal dan jika tidak pertumbhan dan
perkembangannya akan terhambat.
Air
merupakan salah satu aspek terpenting dalam pertumbuhan tanaman terutama yang
berhuungan dengan transport yg terjadi dlam metabolism tanaman. Selama masa
pertumbuhan dan perkembangan, tumbuhan memerlukan air, unsur hara,
karbondioksida dan oksigen, serta cahaya. Selama masa tersebut, organ-organ
vegetatif seperti daun, batang, dan cabang tumbuhan akan tumbuh dan berkembang
sampai akhirnya terbentuk organ generatif. Organ generatif tumbuhan yang
minimal adalah terdiri dari benang sari dan putik. Proses perkembangbiakan
secara generatif dimulai dari terjadinya pertemuan butir-butir serbuk sari
dengan putik. Di dalam putik, butiran serbuk sari membentuk tabung,kemudian
menjadi bakal biji yang terletak dalam bakal buah. Kondisi ini menandai adanya
calon generasi tumbuhan berikutnya. Secara umum pertumbuhan dan perkembangan
tanaman ini berlangsung untuk menyelesaikan siklus hidupnya hingga tanaman
mencapai fase pembuahan dan menciptakan generasi baru dari biji atau tunasnya.
1.2 Tujuan
1. Mempelajari
terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman
2. Mengamati
letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk tanaman.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yakni suhu lebih dan faktor lingkungan lainnya yang salah
satunya air. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan cekaman suhu tinggi pada 22
genotipe tanaman bunga matahari menghasilkan perubahan yang signifikan pada karakter
fisiologis tanaman secara in vivo. Sementara hasil penelitian VAZ et al menunjukkan
cekaman suhu tinggi (32°C) menekan pertumbuhan bunga matahari secara in vitro.
Oleh karena itu, control terhadap suhu dan kebutuhan air harus terpenuhi secara
optimal untuk menunjang pertumbuhan (Ajijah, 2010).
Untuk mengetahui respon pertumbuhan dapat dilakukan
penelitian menggunakan peak frekuensi audio 3000 Hz. 100 tanaman kentang yang
ditanam rata-rata tinggi tanaman 51,15 cm dan rata-rata tiap tanaman dapat memproduksi
0,87 kg dibandingkan dengan tanaman kontrol yang hanya memiliki ketinggian
44,38 cm serta produksi kentang rata-rata 0,32 kg tiap tanaman, hal tersebut
menunjukkan adanya pertumbuhan tanaman. Tanaman perlakuan memiliki kelajuan
pertumbuhan yang lebih lebih bagus, lebih kuat secara morfologi (Kadarisma,
2011).
Pada proses metabolism
terjadi proses pembentukan sel-sel yang baru terbentuk dengan cepat akan
meningkat ukurannya karena adanya asimilasi makanan ke dalam protoplasma. Pada
fase perkembangan sel ditandai terbentuknya jaringan-jaringan baru seperti
silem, floem, jaringan penguat, jaringan pembuat makanan, dan jaringan
peyimpanan. Umumnya, sel dan jaringan yang sudah matang tidak akan membelah
diri lagi, akan tetapi proses kehidupan yang terjadi hanya mempertahankan ciri
spesifiknya serta fungsinya sepanjang masa hidup tumbuhan. Selian itu, juga
akan terjadi peningkatan fungsi fisiologis organ yang lebih kompleks (Iswaningsih,
2011).
Untuk menghasilkan
pertumbuhan yang optimal, tanaman penghasil rimpang termasuk jahe memerlukan unsur
hara yang cukup banyak khususnya N, P, dan K. Hara K adalah yang paling banyak diserap
tanaman jahe dibandingkan N dan P dengan ratio serapan N:P:K dengan
perbandingan 2,5 : 1,0 : 3,8. Tanaman jahe menyerap K sebanyak 235 kg/ha pada
produksi rimpang tertinggi (45,651 t/ha) dengan perlakuan pupuk K2O 400 kg/ha. Selain
tanaman jahe, tanaman temulawak juga
menyerap hara K lebih banyak dibandingkan N dan P, yaitu menyerap 221,34 kg/ha hara
K, 193,44 kg/ha hara N dari data menunjukkan bahwa unsur hara N, P, K mutlak
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Rahardjo, 2012).
Salah satu factor yang
dapat digunakan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yakni pemberian pupuk kandang dan pengaturan jarak tanam merupakan suatu
alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam usaha meningkatkan hasil jagung
manis, sehingga perlu diketahui secara pasti peranan masing-masing faktor dalam
mempengaruhi komponen pertumbuhan, komponen hasil dan kemampuan tanaman
bersaing dengan gulma. Jenis pupuk kandang dan jarak tanam yang tepat, dapat
menekan gulma sekecil mungkin yang pada akhirnya akan diperoleh hasil jagung
manis yang lebih tinggi (Sarief, 1989).
Pertumbuhan (growth)
dapat didefinisikan sebagai adanya perubahan secara kuantitatif selama siklus
hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (irreversible) Bertambah besar
ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan
unsur-unsur struktural yang baru Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali
sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel, sehingga tanaman akan membentuk
suatu individu yang sempurna dengan peningkatan fungsi fisiologis tanaman, Misalnya : perubahan dalam ukuran sel,
jaringan, organ (Harjadi, 1996).
Factor intern tanaman
merupakan factor yang sangat perlu diperhatikan karena memiliki peranan besar
pada pertumbuhan tanaman. Gen berpengaruh dalam menentukan pola pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, artinya tingkat optimalisasi pertumbuhan dimana pola
pertumbuhan kacang tanah tidak akan sama dengan jagung, atau lebih jelas pada
usia dewasa kacang tanah tidak akan mempunyai waktu dan tinggi serta berat yang
sama diantara keduanya. Untuk meningkatkan potensi gen dalam tanaman maka
factor penunjang seperti pupuk dan air juga harus diberikan secara optimal. Tanaman
yang mengandung gen yang baik dan didukung dengan kondisi lingkungan yang
sesuai akan memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula sehingga
sifat unggul atau tidaknya gen akan mempengaruhi pertumbuhan (Lingga, 1999).
Factor hormonal
memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan
tanaman dikendalikan secara umum oleh
hormon yang disintesis oleh tumbuhan dan terdapat pada semua jaringan. Hormon
pertumbuhan IAA (Indol Acetic Acid) berfungsi dalam pembesaran sel, perkembangan
sel, gugurnya daun dan buah, pertumbuhan buah dari bakal bunga menjadi bunga
dan buah, interaksi timbalbalik tunas dan berbagai pertumbuhan lainnya. Salah
satu contoh IAA yang umum digunakan giberelin. Oleh karena itu, perlu dilakukan
control kesimbangan hormone agar tanaman tumbuh secara optimal (Heddy, 1986).
Air menjadi salah satu
factor pembetas pertumbuhan tanaman jika tidak diberikan pada kondisi yang
optimal. Tinggi tanaman pada kedelai yang diberi air dengan interval 1 liter /
2 hari sekali ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan interval pemberian
pemberian air lainnya yang lebih lama disbanding perlakuan pemberian air
interval 2 hari. Hal ini karena, mampu menyediakan kebutuhan air bagi tanaman
dalam kondisi optimal. Hal ini sesuai dengan haryadi 1986 bahwa pemberian
interval air dalam kondisi optimal memungkinkan hormone tertentu bekerja secara
aktif dalam untuk merentang (Suhartono, 2008).
BAB 3.
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum mata kuliah Fisiologi Tumbuhan acara 1 dengan judul “Pertumbuhan Dan
Perkembangan Tanaman” yaitu pada hari Sabtu tanggal 2 Maret 2013 pukul 06.00
WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Dasar
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Beaker glass
2. Object glass
3. Penggaris
3.2.2 Bahan
1. Kecambah kacang tanah
2. Bibit
kacang panjang yang dikecambahkan dalam polybag
3. Aquadest
4. Tinta hitam (tinta cina)
5. Kertas filter
6. Benang
3.3
Cara Kerja
3.3.1
Pertumbuhan Akar
1. Menyediakan
suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass dengan
kertas filter basah/lembab.
2. Melapisi
object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
3. Memilih
7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1
cm.
4. Memberi
tanda kecil (titik) dengan tinta cina pada 5 biji kecambah sebanyak 10 tanda
dimulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Memberi tanda pada kecambah
yang lain dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai kontrol.
5. Meletakkan
kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan mengikatnya. Mengusahakan
ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memaasukkan ke dalam beaker
glass yang lembab kemudian menyimpannya di tempat yang gelap.
3.3.2
Pertumbuhan
Pucuk
1. Menanam
biji kacang panjang dalam bak pasir dan membiarkannya beretiolasi selama 4 hari
di tempat gelap.
2. Memberi
10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil dari
pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.
3. Menandai
pada 2 kecambah yang lain dengan satu tanda 20 mm dari pucuk tanaman sebagai
kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
INTERVAL
|
Hari
Ke-
|
||||
0
|
2
|
4
|
6
|
||
1
|
1
|
0,2
|
10,4
|
25,10
|
23,83
|
2
|
0,2
|
0.71
|
1,42
|
1,54
|
|
3
|
0,2
|
0,72
|
0,81
|
0,82
|
|
4
|
0,2
|
0,55
|
0,83
|
0,81
|
|
5
|
0,2
|
0,47
|
0,63
|
0,63
|
|
2
|
1
|
0,2
|
10,3
|
22,6
|
24,30
|
2
|
0,2
|
0,80
|
0,8
|
0,8
|
|
3
|
0,2
|
0,5
|
0,7
|
0,72
|
|
4
|
0,2
|
0,4
|
0,5
|
0,56
|
|
5
|
0,2
|
0,4
|
0,5
|
0,52
|
INTERVAL
|
Hari
Ke-
|
||||
0
|
2
|
4
|
6
|
||
1
|
1
|
0,1
|
0,34
|
0,36
|
0,36
|
2
|
0,1
|
0,2
|
0,34
|
0,34
|
|
3
|
0,1
|
0,22
|
0,3
|
0,30
|
|
4
|
0,1
|
0,14
|
0,14
|
0,14
|
|
5
|
0,1
|
0,16
|
0,12
|
0,12
|
|
2
|
1
|
0,1
|
0,16
|
0,18
|
1,20
|
2
|
0,1
|
0,38
|
0,56
|
0,16
|
|
3
|
0,1
|
0,18
|
0,46
|
0,66
|
|
4
|
0,1
|
0,10
|
0,10
|
0,10
|
|
5
|
0,1
|
0,10
|
0,10
|
0,10
|
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan merupakan
proses penambahan/kenaikan massa dan volume sel, jaringan atau organ tanaman yang
bersifat irreversible (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi
dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut yang umumnya ditandai
dengan pemanjangan dan pembesaran tanaman. Selama pertumbuhan terjadi
pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan
secara kuantitatif. (dapat dihitung/diukur). Selain itu, pertumbuhan juga
ditandai dengan adanya peningkatan dry mass (berat kering) yang menunjukkan
peningkatan nutrisi pada tanaman.
Sedangkan perkembangan adalah merupakan proses pendewasaan atau
peningkatan sungsi sel/organ tanaman yang tidak dapat diamati secara
kuantitatif namun perkembangannya dapat dilihat.
Akar merupakan bagian
terpenting bagi tanaman karena peranannya yang sangt penting dalam penyerapan
hara untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu, pertumbuhan dan
perkembangannya haruslah terkontrol. Pertumbuhan dan perkembangan akar diawali
pada saat perkecambahan dimana embrio dirangsang oleh hormone giberelin
sehingga radikula mulai muncul. Selanjutnya akar primer yang terbentuk akan
membentuk akar cabang yang berasal dari respon maristem apical. Pada akar
tedapat tudung akar yang berfungsi untuk melindungi maristem ketika menerobos
tanah dan merupakan daerah yang peka terhadap grafitasi. Sedangkan yang
berfungsi melakukan penyerapan yakni bulu akar. Selain itu, ertumbuhan tanaman
juga ditandai oleh adanya perkembangan pucuk tanaman yang menunjukkan adanya
aktifitas pembelahan sel maristem. Pertumbuhan pucuk ini juga disebut
pertumbuhan primer yang mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Ujung akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah
meristem apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang akan bertambah panajng.
Pertumbuhan pucuk ini pada umumnya akibat adanya rangsangan oleh hormone
auksin. Hormone auksin ini sendiri merangsang pertumbuhan pucuk tanaman
utamanya tunas sehingga terjadi pemanjangan dan perkembangan sel tanaman.
Pertumbuhan dan
perkembangan tanamn merupakan respon dari aktifitas pembelahan sel maristem
yang merangsang seltanaman untuk beregenerasi dan meningkatkan fungsi
sel/organ. Pada tanaman sel maristem terdapat pada titik-titik tertentu yang
lebih afektif memacu pertumbuahn pada titik tersebut antara lain:
1. Maristem
apical : jaringan ini terdapat pada kuncup ujung (ujung batang, ujung akar,
kuncup ketiak) dengan titik tumbuh terbà tas, sedangkan jaringan baru terbentuk
di bawahnya. Pola tumbuh demikian disebut Tumbuh Accretenary. Meristem apical
atau meristem ujung merupakan meristem yang selalu terdapat di ujung akar dan
batang tumbuhan yang aktif membelah untuk pemanjangan sel.
2.
Meristem
interkalar (maristem antara) : jaringan ini umumnya terdapat diantara jaringan
yang berdifferensiasi, misal antara buku dengan ruas atau antara helai daun
dengan pelepah daun. Secara umum meristem ini terletak diantara jaringan
meristem primer dewasa, meristem ini berfungsi menegakkan batang yang rebah.
Tanaman yang banyak memiliki maristem interkalar ini adalah tanaman rumput-rumputan
(Graminae) yang memiliki peranan untuk memperkokoh batang.
3.
Meristem
lateral (maristem samping) : meristem yang merangsang pertumbuhan sekunder,
berfungsi memperluas lebar atau diameter suatu organ. Contoh meristem lateral
adalah kambium vaskuler (membentuk xylem dan floem sekunder) dan meristem lateral
di bagian tepi daun muda untuk aktifitas pembesaran organ. Oleh karena itu,
aktifitas maristem ini memacu batang, cabang dan daun tanaman untuk membesar.
Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa factor baik itu internal
maupun eksternal. Farktor ini akan memacu pertumbuhan jika terpenuhi secara
optimal dan akan menghambat jika keberadaannya tidak terpenuhi atau dalam
keadaan berlebih. Factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara
lain:
ü Faktor Internal
1.
Faktor
genetic merupakan sifat-sifat tanaman yang diturunkan oleh indukannya.
Pertumbuhan dan Perkembangan tanaman tersebut bergantung pada gen yang
diturunkan tetuanya, namun sifat tersebut akan muncul jika didukung oleh
lingkungan yang optimal.
2.
Factor
Hormonal (fitohormon) merupakan senyawa perangsang pertumbuhan tanaman. hormone
akan mengtur aktifitas pertumbuhan dirangsang atau dihambat yang disesuaikan
dengan factor lingkungan yang mempengaruhi. Pada saat tercekam hormone akan
bersifat menghambat.
3.
Metabolism
tanaman : keberlangsungan metabolism tanaman yang baik akan membuat sistem
transport dan pembelahan sel berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan akan
baik pula, missal laju fotossintesis, respirasi dan proses sintesis berjalan
dengan baik maka metabolism tanaman akan berjalan dengan baik.
ü Faktor Eksternal (Faktor lingkungan)
1.
Air
: air sangat berperan dalam proses metabolism dan sistem transpost pada
tanaman, sehingga keberadaannya harus terpenuhi. Air berfungsi Untuk
fotosintesis, Mengaktifkan reaksi-reaksi enzim, Membantu proses perkecambahan
biji, Menjaga (mempertahankan kelembapan), Untuk transpirasi, Meningkatkan
tekanan turgor sehingga merangsang pembelahan sel, Menghilangkan asam absisi.
2.
Nutrisi
merupakan makanan yang dibutuhkan tanamn untuk hidup yang diambil dalam bentuk
ion. Nutrisi tanaman yang dibutuhkan termasuk pupuk, vitamin, penambahan
hormone jika kurang dan lain sebagainya.
3.
Iklim
: berhubungan dengan cahaya, suhu, air, panjang hari angin serta beberapa gas
yang dibutuhkan tanaman (missal CO2 untuk fotosintesis) semuanya
harus dalam kondisi optimal. Termasuk kelembanpan juga harus dalam kondisi
optimal karena selain mempengaruhi pertumbuhan an perkembangan juga dapat
memicu adanya serangan OPT.
Berdasarkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan pada pertumbuhan dan perkembangan akar dan
pucuk terjadi pertumbuhan yang signifikan pada titik-titik tertentu (interval)
pengamatan. Pertumbuhan interval yang signifikan tersebut menunjukkan adanya
aktivitas pembelahan sel pada jaringan maristematis pada tanaman. pemanjangan
pada interval yang diamati menunjukkan bahwa kemungkinan besar sel maristematis
tanaman berada pada daerah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan akar tanaman
diketahui bahwa rata pemanjangan interval yang signifikan terletak pada bagian
ujung akar. Pada pengukuran interval akar kelompok 3 diketahui pada H ke-0
(0,1), H ke-2 (0,34), H ke-4 (0,36) dan pada H ke-6 (0,36). Sedangkan pada
bagian pangkal pertumbuhannya relative rendah dimana pada H ke-0 (0,1) sampai
pada H ke-6 (0,12) membuktikan bahwa pertumbuhannya rendah. Begitu pula pada
kelompok 4 berdasarkan hasil pengukuran pada interval ujung menunjukkan H ke-0
(0,1), H ke-2 (0,16), H ke-4 (0,18) dan H ke-6 (1,20) hal tersebut manunjukkan
pertumbuhan yang signifikan disbanding dengan pertumbuhan pangkal akar H ke-0
(0,1) sampai pada H ke-6 (0,10) menunjukkan pertumbuhan yang relative stagnan. Sehingga
berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa jaringan maristematis tanaman pada
akar benyak terakumulasi pada bagian ujung akar, dimana selnya aktif mebelah.
Pada
pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pucuk juga menunjukkan bahwa jaringan
maristem berada pada bagian ujung dekat tunas tanaman. hal ini dibuktikan pada
data yang di peroleh, pada kelompok 1 diperoleh data pada H ke-0 (0,2), H ke-2
(10,40), H ke-4 (23,83) dan H ke-6 (25,10) menunjukkan pertumbuhan yang sanagat
signifikan. Sedangkan pada pertumbuhan interval dekat pangkal H ke-0 (0,2)
sampai H ke-6 (0,63) hal tersebut menunjukkan selisih yang besar antara
interval ujung dan pangkal. Pada kelompok 2 interval ujung menunjukkan H ke-0
(0,2) sampai H ke-6 (24,30) dan pada interval pangkal H ke-0 (0,2) sampai H
ke-6 (0,52). Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa jaringan
maristem terakumulasi pada bagian ujung dekat tunas tanaman.
Keterangan:
P1
: ujung
P2
: pangkal
BAB 5. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hsil praktikum dan pengamatan yang telah
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1.
Pertumbuhan
merupakan proses peningkatan jumlah atau volume sel, jaringan
atau organ tanaman yang bersifat irreversible atau peningkatan jumlah/volume
berat kering tanaman. sedangakan perkembangan merupakan proses pendewasaan
jaringan dan peningkatan fungsi sel/organ tanaman.
2.
Jaringan
meristem dibedakan menjadi meristem apical, interkalar, dan lateral. Meristem
apical : terdapat di ujung akar dan batang tumbuhan. Meristem interkalar :
terletak diantara jaringan meristem primer dewasa. Contoh pada batang
rumput-rumputan (Graminae). Meristem lateral : meristem yang menghasilkan
pertumbuhan sekunder pertumbuhan diameter tanaman.
3.
Factor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yakni factor internal (Genetik,
Hormonal, sistem metabolism tanaman), ekstenal (Air, Nutrisi, Suhu, Cahaya, Panjang
hari, kelembapan).
4.
Berdasarkan
hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan akar dan pucuk tanaman. diketahui
bahwa pada bagian akar jaringan maristem terdapat pada ujung interval,
sedangkan pada pucuk tanaman jaringan maristem terdapat pada bagian ujung dekat
tunas tanaman.
5.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Ajijah,
Nur. 2010. Pengaruh Suhu Inkubasi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrio Somatik
Purwoceng (Pimpinella Pruatjan Molk.). Jurnal Littri 16(2), Juni 2010 : 56 – 63 ISSN 0853-8212
Harjadi,
S. S. 1996. Pengantar Agronomi. PT
Gramedia Pusaka Utama
Heddy,
S. 1986. Hormon Tumbuhan. CV.
Rajawali. Jakarta
Imaningsih, W., Hidayaturrahman. dan Gunawan. 2011. Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea Mays) Yang Diberi Kompos Tanah Gambut Dengan Stimulator
EM4. Bioscientiae. Vol. 8 (2): 6-15.
Kadarisman.
2011. Peningkatan Laju Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum
L.) Melalui Spesifikasi Variabel Fisis Gelombang Akustik Pada Pemupukan Daun (
Melalui Perlakuan Variasi Peak Frekuensi). Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta 3 (1), 14 Mei 2011
Lingga,
P. 1999. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar
Swadaya
Rhardjo,
Mono. 2012. Pengaruh Pupuk K Terhadap Pertumbuhan, Hasil Dan Mutu Rimpang Jahe
Muda (Zingiber Officinale Rocs.). Jurnal
Littri 18(1), Maret 2012. Hlm. 10 – 16 ISSN 0853-8212
Sarief,
E. S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah
Pertanian. Pustaka Buana. Bandung