Kebun Bunga

menyediakan bunga, pohon, dan bibit tanaman buah

Selasa, 01 Mei 2012

TAMAN WISATA


TAMAN WISATA



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Arsitektur Lansekap adalah profesi yang berfungsi sebagai pengendali alam untuk masa depan kehidupan manusia.Dilihat dari perkembangannya, pada saat awal, lansekap adalah apa saja yang dapat dilihat oleh manusia di alam ini adalah merupakan lansekap. Perkembangan selanjutnya mencakup juga peranan  dan keberadaan manusia yang berada dalam alam tersebut. Sehingga Laurie (1976) menyatakan bahwa lansekap merupakan suatu refleksi dinamika  alamiah dan sistim sosial. Arsitektur Lansekap disini dinyatakan sangat beragam sesuai dengan karateristik, dampak sejarah dan perilaku manusianya. Ada korelasi antara alam dan kegiatan manusia untuk mengatur, mengendalikan, dan menciptakan ruang-ruang.Jadi, dpt dikatakan bahwa segala bentuk penciptaan karya-karya Arsitektur Lansekap memerlukan metode tertentu yang menentukan hasil karya tsb,yaitu metode perancangan.
Taman wisata merupakan suatu tempat yang dirancang ataupun didesain sealami mungkin untuk memproyeksikan bentuk alam asli kedalam tapak yang cukup luas serta pemberian fasilitas tambahan sebagai saran untuk menikmati taman wisata. Taman yang dibuat merupakan gabungan dari berbagai elemen taman yang tersedia yang dikonsep sedemikian rupa sehingga membentuk satu kesatuan yang indah. Kombinasi yang baik antara bangunan dan tanaman merupakan aspek utama yang menentukan tema serta keindahan dari taman yang dibuat. Bangunan pad ataman merupakan sarana pendukung konsep dari taman yang dibuat. Bangunan dalam taman merupakan sarana pendukung yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menikmati taman yang telah di desain dengan konsep yang santai. Pada umumnya taman wisata diciptakan untuk memberikan suatu ruang untuk mersantai dan tempat liburan keluarga sehingga tujuan utama diciptakannya taman wisata ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bersantai keluarga.
Taman atau Lansekap diartikan sebagai wajah dan karakter lahan atau tapak dari permukaan bumi dengan segala kehidupannya dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami maupun buatan, yang merupakan total atau bagian lingkungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat merasakan/menangkap dan sejauh imajinasi dapat menjangkau dan membayangkan. Olrh karena itu akhir-akhir ini banyak taman wisata yang didesain dengan konsep back to nature atau kembali ke alam hal ini karena pada saat ini terlalu banyak kegiatan manusia yang memeras otak dan tenaga sehingga dengan diciptakannya taman wisata dengan konsep alam diharapkan mampu meringankan beban masyarakat serta memberikan ketenangan bagi penggunanya. Taman wisata pada umumnya merupakan salah satu bentuk taman dalam cakupan kawasan sumber daya alam yang cukup luas dan lebih kompleks dibanding dengan taman rumah tinggal.


1.2 Tujuan
1. untuk memahami dan menginterpretasikan fungsi taman wisata beserta komponen-komponen penyusunnya.
2. mahasiswa diharapkan mampu menilai serta meberikan masukan terhadap penyempurnaan dan perbaikan taman wisata yang ada beserta alasan-alasannya melalui desain ulang salah satu objek praktikum taman wisata dari sudut pandang masing-masing.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Djamal (2005), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya. Pembuatan taman yang dilakukan oleh para penguasa kuno dalam bentuk penataan lahan pertanian dengan variasi pengairannya merupakan wujud pengakuan akan keindahan alam. Pohon yang rindang, bunga warna-warni, aliran air, batu-batu dan berbagai elemen lain dianngap sebagai karunia alam yang memiliki nilai estetika tinggi.
Suatu taman akan berhasil tampil dengan baik dan  sesuai dengan tujuannya sangat ditentukan oleh kualitas desain. Oleh karena itu, sebelum seorang akan merancang desain suatu taman, pengenalan terhadap segala aspek yang berhubungan dengan desain, termasuk elemen pembentuk taman, haruslah mantap. Elemen pembentuk taman sering juga disebut sebagai unsur taman yang merupakan segala bentuk benda ataupun keadaan yang berhubungan dengan taman. Elemen atau unsur pembentuk taman, selaras dengan namanya, secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penampilan dan kualitas suatu taman (Bambang, 2006).
Elemen penyusun taman yaitu hal-hal yang digunakan untuk menyusun taman sedemikian rupa sehingga tercipta keselarasan dan bisa dinikmati. Elemen penyusun taman sangat beragam, tetapi untuk memudahkan dalam pengenalan, sebaiknya dikelompokkan menjadi 2, yaitu elemen keras dan elemen lunak. Elemen keras yaitu tampilan penyusun taman yang bersifat keras. Umumnya, elemen keras juga merupakan benda mati. Sementara, elemen lunak yaitu segala hal sebagai penyusun taman yang bersifat lunak. Umumnya, elemen lunak merupakan mahluk hidup, baik berupa tanaman maupun hewan. Namun, dari porsinya, tanaman sangat mendominasi sebagai elemen lunak penyusun taman (Rustan, 2004).
Taman rekreasi merupakan tempat rekreasi yang berada di alam terbuka tanpa dibatasi oleh suatu bangunan, atau rekreasi yang berhubungan dengan lingkungan dan berorientasi pada penggunaan sumberdaya alam seperti air, hujan, pemandangan alam atau kehidupan di alam bebas. Kegiatan rekreasi dibedakan menjadi kegiatan yang bersifat aktif dan pasif. Kegiatan yang cukup aktif seperti piknik, olah raga, permainan, dan sebagainya melalui penyediaan sarana-sarana permainan (http://werdhapura.penataanruang.net,  2011).
Menurut Arifin (2006), dalam perancangan taman perlu dilakukan pemilihan dan penataan secara detail elemen-elemennya, agar taman dapat fungsional dan estetis. Elemen taman dapat diklasifikasikan menjadi:
a.  Berdasarkan jenis dasar elemen :
     1)  Elemen alami 
     2)  Elemen non alami (buatan) 
b.  Berdasarkan kesan yang ditimbulkan:
     1)  Elemen lunak (soft material) seperti tanaman, air dan satwa.
     2)  Elemen keras (hard material) seperti  paving, pagar, patung, pergola,                   bangku taman, kolam, lampu taman, dan sebagainya.
c.  Berdasarkan kemungkinan perubahan:
Taman dalam skala besar (dalam konteks lansekap), memiliki elemen perancangan yang lebih beragam yang memiliki perbedaan dalam hal kemungkinan dirubah.
Fungsi lansekap atau tata hijau sangat berkaitan dengan kebutuhan manusia akan kesehatan. Ruang luar lingkungan hidup manusia memerlukan penataan lahan yang cukup untuk “bernafas”, tidak dipadati oleh bangunan-bangunan yang menyesakkan ruang gerak manusia. Lansekap atau tata hijau tidak dapat lepas dari objek yang dilatarinya. Objeknya bisa manusia, bisa juga berupa bangunan arsitekturnya. Arsitektur lansekap atau arsitektur pertamanan merupakan dua kata yang kontradiktif (Quintarina, 2008.)


BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pertamanan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 02 April 2012 pukul 10.00 WIB dan bertempat di Taman Wisata Oleng Sibutong Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

3.2 Alat dan bahan
1.    Personal Computer (PC) /Laptop/Notebook/ (dengan program windows XP, VISTA, Microsoft Office 2003/2007, RAM = 1 GB).
2.    Kamera
3.    CDR/CDRW.
4.    Printer Warna.
5.    Kertas HVS/Gllosy Photo Paper.

3.3 Cara Kerja
1.    Mahasiswa melakukan studi lapang pada salah satu obyek taman wiasata yang ada di Kabupaten Jember atau disekitarnya atau dikota asal mahasiswa.
2.    Mengambil gambar dari beberapa sudut pandang tertentu “good view” (dilampirkan dalam laporan)
3.    Menginventarisir semua komponen taman yang ada kedalam daftar (contoh tabel tersedia)
4.    Menyusun desain taman wisata kedalam bentuk dua dimensi (posisi vertikal) atau tiga dimensi.
5.    Berikan deskripsi dan saran terhadap taman wisata yang saudara kunjungi tersebut dengan sistematika
a)      Tujuan dan metede pembuatannya
b)      Komponen taman yang ada
c)      Hubungan antar komponen
d)     Konsepsi ruang/zoning/ tata letak komponen dan bangunan
e)      Pola sirkulasi
f)       Pola drainase
g)      Sarana utilitas lainnya
6.       Hasil deskripsi taman wisata yang telah disusun merupakan bahan diskusi dengan mahasiswa lainnya


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahas
No.
Nama komponen
Fungsi komponen
Keterangan lain
1.
Pohon
Untuk memberikan kesan teduh, damai, dan memberikan kesejukan bagi lingkungan disekitar
Menggunakan pohon yang teduh dan berakar kuat.
2.
Bunga
Untuk mempercantik suasana taman dan membentuk konsep sebuah taman yang indah dipadu dengan kolam
Terdapat bunga : Yellow
3.
Kursi meja
Untuk tempat bersantai dan menikmati keindahan taman
Diletakkan dipojok untuk memudahkan pengawasan anak-anak
4.
Kolam Taman & air mancur
Sebagai pusat pandangan yang terletak ditengah taman dan terdapat air mancur tepat ditengah kolam untuk memproyeksikan unsur unsur yang terdapat di kolam
Kolam sebagai titik pusat taman, sehingga pengunjung diarahkan ke kolam
5.
Kursi
Sebagai salah satu komponen taman yang berguna sebagai tempat untuk santai bagi pengunjung
Terletak dibawah pohon yang rindang memberikan kesan nyaman terlindung dari panas
6.
Gazebo
Sebagai salah satu komponen taman untuk tempat menikmati keindahan taman

7.
Ayunan
Sebagai salah satu pelengkap fungsi taman sebagai hiburan

8.
Rumput pinggir
Untuk menambah kesan keindahan
dan sebagai pembatas jalan
Pad tepi-tepi jalan setapak
9.
Pagar kayu
Untuk memberi batasan dan kesan rapi dan melindungi pengunjung dari bahaya pada tanah yang curam

10.
Gapura pohon
Untuk memberi dukungan terhadap konsep taman rekreasi
Pintu masuk kolam
11
Pertokoan dan kantin
Sebagai salah satu lokasi yang menarik yang dapat digunakan sarana belanja dan konsumsi
Sarana belanja pengunjung
12
Tempat Sampah
Fasilitas pendukung yang harus ada untuk mendukung dalam  kebersihan taman.
Ditempatkan pada sisi gazebo
13
Stan gazebo
Sebagai tempat bersantai untuk menikmati taman
Terletak pada sisi kolam dan lantai atas pertokoan

Taman wisata pada umumnya merupakan salah satu bentuk taman dalam cakupan kawasan sumber daya alam yang cukup luas dan lebih kompleks dibanding dengan taman rumah tinggal. Taman wisata merupakan sebidang lahan atau tapak yang memiliki batas tertentu yang didalamnya terdapat beberapa jenis tanaman tertentu secara homogeny atau hererogen yang secara alami atau buatan yang ditata secara estetis sesuai dengan fungsi kondisi alam dengan sentuhan cita rasa keindahan sehingga dapat menimbulkan rasa kesejukan, keindahan kenyamanan bahkan dapat memberikan manfaat lain. Taman wisata pada umumnya diciptakan untuk sarana rekreasi keluarga yang didesain sealami mungkin. Taman wisata ini biasanya memiliki nilai ekonomi tersendiri sehingga taman diciptakan dengan areal yang luas dengan desain yang semenarik mungkin untuk memenuhi keinginan pengujung untuk bersantai.
Funfsi dan manfaat taman wisata antara lain:
Fungsi:    1. Sebagai sarana rekreasi keluarga atau kelompok masyarakat
                2. Sebagai tempat untuk mencari suatu inspirasi atau wawasan
                3. Sebagai tempat observasi atau penelitian
               4. Beberapa taman wisata berfungsi sebagai sarana olahraga
Manfaat: 1. Memberikan kenyamanan dan ketenangan begi pengunjung
                2. Memberikan wawasan/inspirasi tertentu
                3. membantu mempermudah jalannya suatu penelitian
Taman “Oleng Sibutong” ini merupakan sebuah taman wisata yang dirancang sebagai sarana rekreasi dan tempat bermain. Pada taman ini banyak terdapat bentuk permainan yang didedikaiskan untuk sarana bermain anak-anak. Pada taman wisata oleng sibutong terdapat banyak taman yang cukup rindang, memiliki banyak tanaman hias, memiliki wahana permainan yang sederhana yang memberikan kesan yang serasi pada taman tersebut, tetapi pada lokasi tertentu terdapat tempat-tempat yang kurang menarik karena kesan taman tersebut terlihat kurang terawat dan memiliki kesan yang kurang menarik sebagai fungsi taman wisata. Pada beberapa lokasi terdapat pohon yang terlalu lebat dan di bawah pohon tersebut terdapat gazebo yang kurang terawat, memilki kesan kurang nyaman karena terdapat banyak lumut, sarang laba laba dan terletak pada tempat yang kurang strategis. 
Kekurangan yang sangat menonjol lainnya yakni pada penataan jalan setapak yang terkesan licin utamanya jika sesudah terkena hujan. Pada beberapa tempat juga terdapat fasilititas umum yang kurang terawat seperti kolam yang kotor, tempat untuk menjual souvenir yang sudah usang dan tidak digunakan lagi, toilet yang kotor, tempat sampah yang kurang akan membuat pengunjung kurang merasa nyaman apabila beradan pada tempat tersebut. Sedangkan “Kelebihan” dari taman Oleng Sibutong ini adalah bentuk tapaknya yang berlembah dan berbukit sehingga memiliki daya tarik tersendiri untuk menikmatinya. Selain itu banyaknya sarana permainan sehingga taman ini terkesan atraktif.
Pengambilan gambar/foto pada taman Oleng Sibutong ini didasarkan pada areal taman yang kurang memiliki nilai estetika sehingga perlu diperbaiki dengan penambahan atau pengurangan fasilitas taman sehingga tercipta keseimbangan pad ataman tersebut. Gambar yang diambil yakni berupa areal taman yang berupa kolam dengan air mancur serta Nampak sisi belakang kolam sebuah pertokoan/kantin. Pengambilan gambar ini karena pada tempat ini pengaturan tata letak tanaman yang kurang baik model kolam yang terkesan membosankan serta tidak adanya sarana/ tempat untuk menikmati kolam tersebut. Selain itu, penempatan kantin yang terlalu jauh membuat kesan yang gersang pada tempat tersebut. Ditambah lagi pemilihan tanaman yang kurang tepat serta tidak adanya tanaman pendukung seperti bunga yang dapat memberikan kesan sejung pada areal tersebut. Terlalu banyak kombinasi yang kuang baik pada areal tersebut sehingga perluadanya perbaikan lagi pada areal taman tersebut.
            Desain yang dibuat ini merupakan hasil dari perbaikan foto areal taman yang diambil pada praktikum di Oleng Sibutong. Desain menunjukkan perbaikan kombinasi komponen taman yang disusun sehingga membentuk suatu keserasian yang indah. Pada desain terdapat beberapa elemen berupa mejakursi, gazebo, stan tempat bersantai, kursi, pepohonan, bunga dan pertokoan serta sarana bermain. Komponen-komponen ini disusun dengan konsep back to nature sehingga taman terkesan alami. Gazebo diletakkan pada bagian pojok dari kolam sehingga kita dapat menikmati taman dengan santai pada gazebo tersebut. Selain itu adanya gazebo juga akan memudahkan pengunjung untuk pengawasan terhadap anak-anak. Kursimeja dan kursi santai diletakkan dibawah pohon yang rindang sehingga pengunjung lebih mendapat ruang untuk menikmati taman. Pertokoan/kantik dibangun untuk memenuhi kebutuhan pengunjung pada saat menikmati taman tersebut. Jalan disekeliling taman dibangun agar pengunjung dapat menikmati keseluruhan taman. Sarana bermain dibangun sebagai tempat bermain anak-anak dan membantu pengawasan orang tua terhadap anak mereka karena diletakkan dekat dengan gazebo. Perpaduan yang semacam ini akan membuat taman terkesan dinamis dan aman.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Dari praktikum mendesain taman wisata yang berlokasi di Taman Wisata Oleng Sibutong  dapat diambil kesimpulan yaitu :
1.      Taman wisata merupakan tempat rekreasi yang berada di alam terbuka tanpa dibatasi oleh suatu bangunan, atau rekreasi yang berhubungan dengan lingkungan dan berorientasi pada penggunaan sumberdaya alam seperti air, hujan, pemandangan alam.
2.      Umumnya taman wisata diciptakan sebagai sarana bersantai keluarga ataupun sarana bermain keluarga.
3.      Perpaduan komponen yang seimbang pada taman akan memberikan keindahan dalam merancang desain taman.
4.      Kombinasi dari bangunan, tanaman dan sarana permainan yang tepat dan seimbang dapat menjadikan sebuah taman wisata terkesan santai dan atraktif.

5.2 Saran
            Sebaiknya pelaksanaan praktikum diadakan pada beberapa tempat agar praktikan dapat mengambil sebuah perbandingan desain yang baik diantara taman yang dikunjungi, sehingga praktikan dapat mampu memberikan penilaian secara rinci pad ataman tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Hadi Susilo & Nurhayati H. S. Arifin. 2005. Pemeliharaan Taman Edisi Revisii. Jakarta : Penebar Swadaya.

Djamal. 2005. Memupuk Tanaman Hias. Jakarta : Penebar Swadaya.

Rustam, Hakim. 2004. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Yogyakarta : Kanisius.

Sulistyantara, Bambang. 2006. Taman Rumah Tinggal. Jakarta : Penebar Swadaya.

Uniati, Quintarina. 2008. Landscape Sustainability. Jurnal Arsitektur Lansekap 2 (1) : 11-12. Universitas Trisakti. Jakarta.

Http://werdhapura.penataanruang.net. [Dikases pada pada tanggal 25 Maret 2011].